Kebakaran lahan marak, helikopter pengebom air kembali dikerahkan ke Kotim

id HELIKOPTER PENGEBOM AIR KEMBALI DIKERAHKAN KE KOTIM,Karhutla,Satgas penanggulangan karhutla,Sampit,Samsurijal,Sumarlin Marzuki

Kebakaran lahan marak, helikopter pengebom air kembali dikerahkan ke Kotim

Kebakaran lahan masih terjadi hingga malam hari di Desa Lempuyang Kecamatan Teluk Sampit. (Istimewa)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Kebakaran lahan yang kembali terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, membuat pemerintah kembali mengerahkan helikopter pengebom air membantu pemadaman kebakaran di daerah ini.

"Kebakaran lahan kembali terjadi di wilayah kami. Tadi pemadaman dibantu dengan 'water bombing' (pengeboman air) sehingga kebakaran mulai berkurang," kata Camat Teluk Sampit, Samsurijal saat dihubungi, Rabu.

Kebakaran lahan terjadi di Desa Lempuyang Kecamatan Teluk Sampit. Tim gabungan sudah mengetahui kejadian itu saat melakukan patroli pagi, namun kesulitan menjangkau lokasi karena sulitnya medan.

Tim kemudian melaporkannya ke Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan tingkat kabupaten. Laporan itu ditindaklanjuti dengan meminta bantuan kepada pemerintah provinsi untuk melakukan pemadaman dari udara menggunakan helikopter pengebom air.

Samsurijal mengatakan, lahan yang terbakar berupa semak belukar. Belum diketahui apakah lahan tersebut sengaja dibakar atau karena sebab lain.

Hingga Rabu malam, kebakaran lahan masih terjadi namun sudah berkurang. Pemadaman rencananya akan dilanjutkan Kamis pagi.

"Hujan yang terjadi beberapa pekan terakhir ini tidak merata, termasuk di wilayah kami. Kami terus mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai kebakaran lahan dan jangan ada yang membakar lahan," ucap Samsurijal.

Komandan Kodim 1015 Sampit yang juga Komandan Satgas Penanggulangan Karhutla Kotawaringin Timur, Letkol Inf Sumarlin Marzuki, mengingatkan seluruh elemen satuan tugas tetap waspada meski hujan deras cukup sering terjadi.

"Kebakaran lahan masih rawan terjadi. Gambut masih kering, makanya sehari saja tidak diguyur hujan maka akan mudah terbakar. Padahal kebakaran lahan gambut sulit dipadamkan karena api terus membakar ke dalam tanah," kata Sumarlin.

Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun H Asan Sampit, kemarau di kabupaten ini terjadi hingga Oktober nanti. Untuk itu masyarakat diimbau membantu mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan. 

Meningkatnya potensi kebakaran lahan juga tergambar dari munculnya hot spot atau titik panas ketika tidak ada hujan. Hal itu harus menjadi perhatian semua pihak dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.