Sampit (Antaranews Kalteng) - Tradisi Simah Laut di Pantai Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, dikemas menjadi agenda pariwisata sehingga melengkapi daya tarik pantai itu sebagai objek wisata andalan daerah.
"Simah Laut merupakan salah satu agenda tahunan yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Kegiatan ini perlu dilestarikan dan dikembangkan setiap tahunnya. Pemerintah daerah memfasilitasi, sedangkan yang melaksanakan sepenuhnya adalah masyarakat," kata Wakil Bupati HM Taufiq Mukri saat menghadiri Simah Laut, Sabtu.
Simah Laut tetap menarik perhatian masyarakat untuk datang menyaksikannya. Mereka memadati pantai yang selama ini menjadi objek wisata andalan Kabupaten Kotawaringin Timur.
Namun ada yang berbeda dalam Simah Laut tahun ini. Prosesi puncak hanya berupa doa bersama dan menyiapkan beragam kue tradisional untuk dimakan bersama sebagai bentuk rasa syukur. Prosesi melarung miniatur kapal berisi berbagai jenis kue dan makan lain yang biasanya dilaksanakan pada Simah Laut tahun-tahun sebelumnya, kini ditiadakan.
Ternyata, ditiadakannya prosesi melarung miniatur berisi beragam kue tradisional itu merupakan hasil kesepakatan masyarakat setempat atas saran tokoh agama karena dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam. Masyarakat tidak ingin acara syukuran dan tolak bala itu malah menjadi pemicu bencana akibat adanya prosesi yang justru bertentangan dengan ajaran agama.
"Terkait adanya perdebatan prosesi itu, masyarakat di sini telah menyepakati untuk dikembalikan ke asal (tanpa ada prosesi melarung). Simah Laut ini merupakan acara syukuran para nelayan atas hasil serta berkah yang didapat selama ini, sekaligus doa tolak bala agar dihindarkan dari berbagai bahaya dan bencana," kata Taufiq.
Simah Laut merupakan salah satu acara yang diharapkan bisa mendukung pengembangan pariwisata daerah. Objek wisata Pantai Ujung Pandaran terus dikembangkan sehingga diharapkan makin menarik minat wisatawan.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata diharapkan lebih implikatif, kreatif dan inovatif lagi dalam menggali potensi budaya daerah yang ada di masyarakat sehingga dapat dituangkan dalam program pengembangan budaya dan kepariwisataan. Kegiatan seperti ini juga menjadi peluang menghasilkan pendapatan asli daerah sebagai salah satu pemasukan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur.
"Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bersama camat dan kepala desa harus lebih kreatif agar Pantai Ujung Pandaran makin ramai pengunjung, bukan cuma saat libur lebaran dan tahun baru. Perlu sinergitas semua pihak dalam mengangkat dan mengembangkan budaya daerah," ujar Taufiq.
Taufiq mengharapkan sektor kebudayaan dan pariwisata akan menjadi salah satu program unggulan daerah. Seluruh komponen lintas satuan kerja perangkat daerah secara komprehensif dan terpadu dapat mengambil langkah-langkah konkrit dalam pengembangan budaya dan kepariwisataan yang ada di kabupaten ini.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur Fajrurrahman mengatakan, pihaknya terus berupaya mengembangkan potensi wisata yang ada di daerah ini. Keterlibatan pemerintah daerah supaya kegiatan-kegiatan tersebut makin menarik minat pengunjung.
"Untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya tradisi dan religi, pemerintah daerah hanya memfasilitasi, sedangkan pelaksanaannya sepenuhnya dilakukan oleh masyarakat karena masyarakat yang lebih memahaminya. Kami hanya membantu memoles supaya acaranya makin meriah sehingga menarik wisatawan," jelas Fajrurrahman.
Fajrurrahman mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah acara agar Simah Laut tahun-tahun berikutnya lebih meriah. Berbagai agenda yang dilaksanakan diharapkan mampu mewujudkan keinginan menjadikan Kotawaringin Timur sebagai daerah tujuan wisata di Kalimantan Tengah.
Tradisi Simah Laut lengkapi daya tarik wisata Pantai Ujung Pandaran
Wakil Bupati Kotim HM Taufiq Mukri (dua dari kiri) bersama pejabat lainnya mengikuti doa bersama saat Simah Laut di Pantai Ujung Pandaran, Sabtu (1/12/2018). (Foto Disbudpar Kotim)
