Promosi rokok di arena Pekan Raya Jakarta

id Iklan rokok,promosi rokok,pekan raya jakarta

Promosi rokok di arena Pekan Raya Jakarta

Pelaku UKM memperlihatkan contoh kerajinan kotak rokok dan celengan yang terbuat dari kayu dan batok kelapa di stan Jakarta Fair Kemayoran, Senin (17/6/2019). Berbagai kerajinan UKM Yogyakarta tersebut mengunggulkan produk berbahan kayu. (Antaranews/Muhammad Zulfikar)

Jakarta (ANTARA) - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menyoroti keberadaan promosi rokok di arena Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair 2019.

"Di arena PRJ banyak tenaga pemasar yang menjajakan dan mempromosikan produk rokok dari berbagai merek," kata dia melalui pesan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Ia mengatakan tenaga pemasar yang kebanyakan perempuan itu, menawarkan produk rokok dengan harga yang murah. Hanya dengan Rp20 ribu, pembeli bisa mendapatkan dua bungkus rokok dengan wadah sebagai aksesoris.

Selain tenaga pemasar yang menawarkan produk rokok dengan harga yang murah, Tulus juga mempermasalahkan arena PRJ yang tidak bebas dari asap rokok karena banyak orang yang merokok.

Menurut dia, hal itu bertentangan dengan citra yang ingin dibangun dari PRJ sebagai kegiatan berskala internasional. PRJ masih kalah bila dibandingkan dengan Pasar Tjacucak, sebuah area pasar tradisional di Bangkok, Thailand.

"Pasar Tjacucak bebas dari asap rokok. Tidak ada orang yang merokok di pasar tersebut, apalagi menawarkan dan menjual rokok," kata dia.

Padahal, kata Tulus, sebagai tempat umum PRJ adalah kawasan tanpa rokok yang berarti tidak boleh ada orang merokok serta tidak boleh ada iklan, promosi, serta sponsor rokok.

"Masih ada waktu seminggu bagi pengelola PRJ memperbaiki layanan dan kinerja. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus mengawasi pelaksanaan PRJ," kata dia.