Palangka Raya (ANTARA) - Jamaah calon haji (calhaj) asal Kota Palangka Raya turut mendoakan agar Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) bebas dari asap dan segera turun hujan.
"Kami disini mendoakan agar daerah kita yang terkena bencana alam kebakaran hutan dan lahan segara diguyur hujan lebat sehingga bencana tersebut bisa berakhir," kata Naimah salah satu jamaah calhaj Kalteng kepada ANTARA di Palangka Raya, saat dihubungi di Mekkah, Arab Saudi.
Warga Jalan Rajawali Km 5, Kelurahan Bukit Tunggal, Kecamatan Jekan Raya, Palangka Raya itu mengatakan, setiap melaksanakan ibadah haji, pihaknya beserta istrinya selalu mendoakan yang terbaik bagi provinsi berjuluk 'Bumi Tambun Bungai - Bumi Pancasila'.
"Saat ini selain permasalahan karhutla dan kabut asap, debu jalanan bahkan kesehatan masyarakat terganggu. Maka dari itu kami disini mendoakan agar hujan berintensitas tinggi bisa mengguyur wilayah kita," harapnya.
Baca juga: Satu orang jemaah calon haji Bartim alami kecopetan
Naimah yang juga berstatus sebagai Camat Pahandut Kota Palangka Raya itu mengimbau masyarakat di daerah setempat bisa membantu pemerintah dan petugas untuk melakukan pemadaman karhutla yang hingga kini masih terjadi di sejumlah daerah Kalteng.
"Kami berharap doa saya dan suami bisa dikabulkan Allah SWT amin," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya Sahdin Hasan mengatakan, saat ini pihaknya pun mengeluarkan kebijakan pengurangan jam sekolah bagi siswa SD dan SMP.
"Kebijakan itu mulai berlaku pada 6 Agustus yang menyatakan jam masuk sekolah diundur dari pukul 06.30 WIB menjadi pukul 07.00 WIB," katanya.
Tak hanya itu, saat ini Pemerintah "Kota Cantik" juga melakukan pengurangan jam belajar dengan durasi 10 menit per mata pelajaran. Pengurangan itu yakni dari 35 menit menjadi 25 menit untuk tingkat SD dan dari 40 menit menjadi 30 menit untuk tingkat SMP.
Baca juga: Jamaah calon haji Kalteng ziarahi Makam Mbah Moen
Selain itu, pihaknya juga menginstruksikan pihak sekolah menghentikan sementara pelaksanaan upacara bendera dan senam pagi.
Kemudian juga mengganti pelajaran di luar ruangan menjadi pelajaran di dalam ruangan.
"Proses pembelajaran yang berlangsung di luar ruangan seperti praktik olahraga atau kegiatan lain yang berbentuk kegiatan fisik agar diganti dengan pembelajaran teori di dalam ruang kelas," kata Sahdin.
Hal itu dilakukan pemerintah kota untuk memastikan hak anak terkait pendidikan tetap terjamin tanpa menghiraukan kondisi dan kesehatan para siswa.
Baca juga: Jamaah calon haji Kotim doakan kabut asap segera berakhir