Akibat kabut asap, penderita ISPA di Pulpis naik drastis

id Pulpis,Pulang Pisau,Kabut Asap,Karhutla di Pulpis,ISPA,Mulyanto Budihardjo,Pande Putu Gina

Akibat kabut asap, penderita ISPA di Pulpis naik drastis

Foto Ilustrasi

Pulang Pisau (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah mengatakan bahawa penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan di daerah itu naik drastis hingga 15 persen.

"Lonjakan penderita ispa yang tertinggi ada di Kecamatan Kahayan Tengah dan Jabiren Raya," kata  Kadinkes Pulang Pisau dr Mulyanto Budihardjo melalui Kabid Pencegahan dan Prengendalian Penyakit dr Pande Putu Gina di Pulang Pisau, Kamis. 

Sementara untuk di lingkungan Kecamatan Kahayan Hilir yang menjadi kecamatan ibu kota Pulang Pisau, terang Pande, penderita kasus Ispa yang mengalami peningkatan tertinggi adalah Desa Buntoi dan Kelurahan Bereng.

Baca juga: Tim Restorasi Gambut Kalteng tambah sumur bor dan sekat kanal

Dikatakan Pande, antisipasi penyakit akibat bahaya asap yang ditimbulkan dari karhutla telah dilakukan pihaknya dari bulan Juli lalu. 

Diantaranya dengan mendistribusikan masker-masker ke setiap puskesmas untuk mengurangi gangguan dampak kesehatan. 

Masyarakat tinggal hanya meminta kepada Puskesmas apabila membutuhkan masker khususnya masyarakat di daerah yang terpapar asap karhutla.

Baca juga: Bupati Pulpis nilai masih ada kinerja SOPD masih rendah

Apabila karhutla yang terjadi membuat bencana dan menimbulkan gangguan kesehatan yang lebih besar, terang Pande, pihaknya akan mengantisipasi dengan mendirikan rumah oksigen. 

Ketersediaan oksigen untuk penanggulangan kasus ispa yang cukup berat juga telah diantisipasi ke Puskesmas.

Koordinasi dengan KKP Palangka Raya, kata Pande, juga dilakukan. Dimana instansi ini juga memiliki filter penjernih udara, jika asap karhutla telah dinilai berdampak besar dan mengganggu kesehatan masyarakat setempat. 

Baca juga: Kualitas dan kuantitas Pulpis Expo harus ditingkatkan, kata Bupati

Fasilitas ini juga pernah digunakan beberapa tahun silam ketika asap karhutla statusnya sudah menjadi bencana.

Menurut Pande, Dinas Kesehatan selalu memantau perkembangan dampak karhutla melalui setiap puskesmas yang diminta melaporkan setiap minggu. 

Dengan laporan yang dilakukan secara rutin ini, bahaya kesehatan yang dirasakan oleh masyarakat akibat asap karhutla akan dengan mudah dipantau, sehingga dapat diambil langkah tindaklanjut dalam penanganan medisnya.

Baca juga: Kejari Pulpis persiapkan dakwaan kasus korupsi Pasar Patanak Rp2,7 miliar