Jakarta (ANTARA) - Penyakit di musim hujan bukan hanya flu, diare atau alergi, tetapi juga demam dengue yang sebaiknya perlu Anda waspadai.
Kementerian Kesehatan mengungkapkan, kondisi ini salah satunya karena banyaknya genangan air yang menjadi sarang nyamuk, seperti dikutip dari laman Badan Kesehatan Dunia (WHO) padapada Kamis.
Demam dengue, penyakit infeksi virus dengue yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti dengan penyebaran tercepat. Pada kasus yang lebih serius, demam dengue bisa mengarah pada demam berdarah dengue yang bisa berakibat kematian.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan tindakan cepat untuk meminimalisir penyakit dan kematian akibat penyakit ini, mengingat angka kasus yang tinggi di 2019 termasuk saat musim hujan.
Baca juga: Fogging bukan pilihan utama atasi DBD, kata Kadinkes Kalteng
Mereka memperkirakan, 2,5 miliar orang di seluruh dunia berisiko terkena dengue dan 70 persennya tinggal di negara-negara Asia Pasifik. Ada sejumlah faktor yang menyebabkan hal ini terjadi antara lain, kondisi iklim, lingkungan yang tidak bersih.
Lalu, permukiman perkotaan yang tidak terencana dan urbanisasi yang cepat dapat menyebabkan peningkatan perkembangbiakan nyamuk, khususnya di daerah perkotaan dan semi-perkotaan.
Ahli kesehatan, dr. Alni Magdalena mengatakan, masyarakat sebaiknya mewaspadai nyamuk penyebab dengue pada pagi hingga sore hari.
Menurut dia, kegiatan fogging atau pengasapan yang biasanya dilakukan pada pagi hari menyebabkan perilaku nyamuk berubah, menyerang juga pada sore hari.
Kemudian, untuk mengurangi risiko terkena dengue, pastikanlah lingkungan bersih yakni melalui gerakan 3M+, yakni menutup semua tampungan air, menguras bak mandi dan mendaur ulang barang bekas serta memanfaatkan ikan pemakan jentik.
Selain itu, menaburkan larvasida atau obat pembunuh jentik ke tempat yang tidak mungkin dilakukan pengurasan air.
Upaya pencegahan juga termasuk melakukan hal sederhana yakni tidak menggantung pakaian karena nyamuk penyebab demam dengue menyukai aroma tubuh manusia, menurut dokter spesialis penyakit tropik dan infeksi dari RSCM, dr. Leonard Nainggolan.
Baca juga: Memasuki musim hujan, warga Palangka Raya diminta waspadai DBD
Baca juga: Memasuki musim hujan, Dinkes Seruyan ingatkan masyarakat tentang bahaya DBD
Baca juga: Masyarakat Kotim diimbau waspadai wabah demam berdarah
Berita Terkait
Cegah kasus demam berdarah agar tak meningkat bulan April
Selasa, 19 Maret 2024 16:26 Wib
Ramuan daun pepaya bisa jadi terapi kombinasi pasien DBD
Senin, 4 Maret 2024 12:36 Wib
Dinkes Palangka Raya gencarkan pencegahan penyebaran DBD
Jumat, 16 Februari 2024 17:42 Wib
Berikut perkembangan kasus DBD di Sukamara
Selasa, 13 Februari 2024 13:41 Wib
Geger! Penemuan mayat dengan luka berdarah di Pangkalan Bun Park
Sabtu, 10 Februari 2024 12:27 Wib
Anak SD dominasi kasus DBD hingga 43 persen, begini penjelasan Dinkes
Minggu, 19 November 2023 8:56 Wib
Dinkes Kotim catat sudah 441 kasus DBD sepanjang 2023
Jumat, 17 November 2023 22:16 Wib
1.500 lebih warga Bangladesh meninggal akibat demam berdarah
Kamis, 16 November 2023 21:28 Wib