Festival rebana dan pasar rakyat meriahkan HUT ke-47 PDIP di Kobar

id Pdip, kobar, kotawaringin barat, baitul muslimat, mina irawati, ahmadi riansyah, pasar rakyat beramian, festival rebana

Festival rebana dan pasar rakyat meriahkan HUT ke-47 PDIP di Kobar

Ketua Baitul Muslimat Kotawaringin Barat Mina Irawati Riansyah, memotong tumpeng perayaan hari lahir Baitul Muslimat Kotawaringin Barat yang ke-1 di Kumai Hilir, Kecamatan Kumai baru-baru ini. (ANTARA/Hendri Gunawan)

Pangkalan Bun (ANTARA) - DPC PDIP Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah menggelar Festival Rebana dan Pasar Rakyat Beramian di Kelurahan Kumai Hilir, Kecamatan Kumai dalam rangka memeriahkan HUT ke-47 PDIP sekaligus perayaan hari lahir Baitul Muslimat ke-1.

Festival rebana dilaksanakan sebagai wadah bagi kelompok pengajian binaan Baitul Muslimat Kobar, untuk mengasah kemampuan sekaligus mementaskan hasil kerja keras latihan selama setahun belakangan ini, kata Ketua DPC PDIP Kobar Ahmadi Riansyah, Senin.

"Ini sebagai wujud kebersamaan dan kedekatan PDIP dengan masyarakat. Selain itu, PDIP juga berupaya mendorong berkembangnya usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sesuai dengan program pemerintah daerah setempat," katanya.

Oleh karena itu DPC PDIP Kobar juga menggelar Pasar Rakyat Beramian yang digelar sejak Sabtu (22/2). Kegiatan tersebut cukup membantu menggerakkan roda perekonomian masyarakat dan para pelaku UMKM setempat.

Mengingat antusias dan respon yang didapat dari masyarakat cukup baik, maka kegiatan festival lomba rebana akan kembali dilaksanakan pada tahun mendatang dan akan dinaikkan menjadi tingkat kabupaten.

Dalam kesempatan tersebut Ahmadi Riansyah juga menjelaskan tentang Baitul Muslimat. Baitul Muslimat adalah sayap partai PDIP di bidang keagamaan beranggotakan kaum perempuan dan dibentuk di Kecamatan Kumai setahun lalu sebanyak 16 kelompok.

Namun kehadiran Baitul Muslimat di tengah masyarakat tidak terbatas hanya bergerak di bidang keagamaan saja, seperti menggelar yasinan, pengajian dan lain sebagainya.

Melainkan juga melakukan penyuluhan-penyuluhan seperti tentang narkoba, pengasuhan anak, reproduksi wanita, HIV-AIDS, kemudian berbagai ilmu di bidang tata boga, tata busana dan lainnya.

"Jadi bukan hanya monoton seperti menggelar pengajian dan tausiyah agama, tetapi ada pula kegiatan yang variatif sehingga menjadi kombinasi luar biasa dan penyemangat ibu-ibu dalam mengikuti kegiatan," kata Ahmadi.