Warga Pulang Pisau ditemukan gantung diri diduga depresi setelah merantau
Pulang Pisau (ANTARA) - Seorang warga Desa Dandang RT 07 Kecamatan Pandih Batu Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah, bernama Sukri (25), ditemukan tewas gantung diri pada kuda-kuda rumah kosong.
“Korban ditemukan telah meninggal dunia tergantung Senin sekitar Pukul 19.00,” kata Kapolres Pulang Pisau AKBP Yuniar Ariefianto melalui Kasat Reskrim Iptu Jhon Digul Manra di Pulang Pisau, Selasa pagi.
Digul mengungkapkan dari keterangan sebelum ditemukan tewas gantung diri, nenek korban meminta anggota keluarganya bernama Brahim mencari Sukri untuk makan dan minum obat. Bersama dengan Mahdi, Brahim mencari keberadaan korban di tempat korban biasa datang, namun tidak ditemukan.
Selama ini, pihak keluarga memang sering mencari Sukri karena khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan terhadap pria tersebut
Selanjutnya keduanya menuju rumah kosong dan mencoba membuka seng penutup pintu. Kakak beradik ini dibuat syok karena menemukan korban sudah dalam keadaan tergantung.
Mereka langsung memberitahukan kejadian tersebut kepada anggota keluarga Hairil yang informasi tersebut dilanjutkan kepada Ketua RT yang melaporkan ke Polsek Pandih Batu.
Dikatakan Digul, personel dari Polsek Pandih Batu bersama Petugas Puskesmas Pandih Batu usai menerima laporan langsung mendatangi tempat kejadian dan menemukan tergantung dengan menggunakan seutas tali nilon warna biru, dengan tali simpul mati.
Kondisi korban lidah tergigit dan mengeluarkan air liur, dari kemaluan keluar air mani. Korban tidak mengenakan baju dan mengenakan celana jeans pendek warna biru serta ditubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
“Dugaan sementara dari keterangan keluarga korban, sebelum mengakhiri hidup dengan gantung diri korban dalam keadaan depresi atau stres setelah datang dari merantau. Korban sering berdiam diri dan kadang- kadang teriak-teriak sendiri. Tidak ditemukan kekerasan pada tubuh korban,” demikian Digul.
Baca juga: Pemprov Kalteng beri pendampingan pelaku usaha perikanan 'food estate'
Baca juga: Konsultasi publik studi Amdal 'food estate' dorong peran aktif masyarakat
“Korban ditemukan telah meninggal dunia tergantung Senin sekitar Pukul 19.00,” kata Kapolres Pulang Pisau AKBP Yuniar Ariefianto melalui Kasat Reskrim Iptu Jhon Digul Manra di Pulang Pisau, Selasa pagi.
Digul mengungkapkan dari keterangan sebelum ditemukan tewas gantung diri, nenek korban meminta anggota keluarganya bernama Brahim mencari Sukri untuk makan dan minum obat. Bersama dengan Mahdi, Brahim mencari keberadaan korban di tempat korban biasa datang, namun tidak ditemukan.
Selama ini, pihak keluarga memang sering mencari Sukri karena khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan terhadap pria tersebut
Selanjutnya keduanya menuju rumah kosong dan mencoba membuka seng penutup pintu. Kakak beradik ini dibuat syok karena menemukan korban sudah dalam keadaan tergantung.
Mereka langsung memberitahukan kejadian tersebut kepada anggota keluarga Hairil yang informasi tersebut dilanjutkan kepada Ketua RT yang melaporkan ke Polsek Pandih Batu.
Dikatakan Digul, personel dari Polsek Pandih Batu bersama Petugas Puskesmas Pandih Batu usai menerima laporan langsung mendatangi tempat kejadian dan menemukan tergantung dengan menggunakan seutas tali nilon warna biru, dengan tali simpul mati.
Kondisi korban lidah tergigit dan mengeluarkan air liur, dari kemaluan keluar air mani. Korban tidak mengenakan baju dan mengenakan celana jeans pendek warna biru serta ditubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
“Dugaan sementara dari keterangan keluarga korban, sebelum mengakhiri hidup dengan gantung diri korban dalam keadaan depresi atau stres setelah datang dari merantau. Korban sering berdiam diri dan kadang- kadang teriak-teriak sendiri. Tidak ditemukan kekerasan pada tubuh korban,” demikian Digul.
Baca juga: Pemprov Kalteng beri pendampingan pelaku usaha perikanan 'food estate'
Baca juga: Konsultasi publik studi Amdal 'food estate' dorong peran aktif masyarakat