Pemkab Kotim diminta selektif memberi izin ritel modern
Sampit (ANTARA) - Anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah Hendra Sia meminta pemerintah kabupaten setempat lebih selektif dalam memberi izin terhadap ritel modern yang saat ini kehadirannya semakin masif.
"Kami mendorong pemerintah daerah untuk benar-benar memperhatikan dampak ekonomi untuk warung-warung masyarakat sekitar, karena bisa menyebabkan tergesernya usaha masyarakat sekitar," kata Hendra Sia di Sampit, Selasa.
Kehadiran ritel modern yang dengan cepat berdiri di sejumlah lokasi, menjadi pilihan baru bagi masyarakat untuk berbelanja. Ritel modern memang memberikan suasana baru bagi pembeli dengan penataan dan tempat yang representatif semisal mini market.
Di sisi lain, kehadiran ritel modern dikhawatirkan membawa dampak kurang baik bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) lokal. Pedagang lokal dengan modal dan kemampuan terbatas, dikhawatirkan kalah bersaing dengan ritel modern sehingga merugi dan terancam gulung tikar.
Saat ini ada dua ritel modern yang membuka cabang di banyak tempat di Kotawaringin Timur. Tidak hanya dalam kota Sampit, mereka bahkan bersaing memperbanyak cabang hingga ke kecamatan di luar kota.
Kabarnya ritel modern berniat membuka cabang usaha mereka di seluruh kecamatan yang ada di kabupaten ini. Hal inilah yang perlu menjadi perhatian pemerintah daerah agar kehadiran ritel-ritel modern itu tidak sampai membawa dampak buruk bagi pedagang lokal yang berjualan di warung-warung kecil.
Baca juga: Legislator Kotim prihatin guru ditangkap mengedarkan narkoba
Pemerintah diharapkan tidak sembarangan dalam memberikan izin terhadap ritel modern. Perlu ditelaah secara seksama kondisi di lapangan dengan mempertimbangkan pedagang-pedagang kecil di sekitarnya.
Saat ini perekonomian masyarakat baru tumbuh di tengah pandemi COVID-19 yang masih terjadi. Pemerintah daerah harus juga memikirkan ekonomi masyarakat sekitar. Jangan sampai kehadiran ritel-ritel modern membuat pedagang lokal tersingkir.
Perlu dipertimbangkan lokasi, jarak dan aspek lainnya agar ritel-ritel modern tidak malah mematikan usaha pedagang kecil. Sangat disayangkan jika pemerintah antusias menyambut kehadiran ritel modern namun melupakan pedagang-pedagang kecil.
"Juga kepada kepala desa atau camat yang mempunyai wilayah, jangan cepat-cepat memberikan rekomendasi kepada pihak PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu). Harus dipahami dulu efek negatifnya bagi masyarakat sekitar," demikian Hendra Sia.
Baca juga: DPRD Kotim berharap pembangunan 2023 tetap memprioritaskan infrastruktur
Baca juga: Seorang ibu guru di Sampit ditangkap diduga mengedarkan narkoba
Baca juga: Fasilitas publik di Sampit dipasangi akses internet
"Kami mendorong pemerintah daerah untuk benar-benar memperhatikan dampak ekonomi untuk warung-warung masyarakat sekitar, karena bisa menyebabkan tergesernya usaha masyarakat sekitar," kata Hendra Sia di Sampit, Selasa.
Kehadiran ritel modern yang dengan cepat berdiri di sejumlah lokasi, menjadi pilihan baru bagi masyarakat untuk berbelanja. Ritel modern memang memberikan suasana baru bagi pembeli dengan penataan dan tempat yang representatif semisal mini market.
Di sisi lain, kehadiran ritel modern dikhawatirkan membawa dampak kurang baik bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) lokal. Pedagang lokal dengan modal dan kemampuan terbatas, dikhawatirkan kalah bersaing dengan ritel modern sehingga merugi dan terancam gulung tikar.
Saat ini ada dua ritel modern yang membuka cabang di banyak tempat di Kotawaringin Timur. Tidak hanya dalam kota Sampit, mereka bahkan bersaing memperbanyak cabang hingga ke kecamatan di luar kota.
Kabarnya ritel modern berniat membuka cabang usaha mereka di seluruh kecamatan yang ada di kabupaten ini. Hal inilah yang perlu menjadi perhatian pemerintah daerah agar kehadiran ritel-ritel modern itu tidak sampai membawa dampak buruk bagi pedagang lokal yang berjualan di warung-warung kecil.
Baca juga: Legislator Kotim prihatin guru ditangkap mengedarkan narkoba
Pemerintah diharapkan tidak sembarangan dalam memberikan izin terhadap ritel modern. Perlu ditelaah secara seksama kondisi di lapangan dengan mempertimbangkan pedagang-pedagang kecil di sekitarnya.
Saat ini perekonomian masyarakat baru tumbuh di tengah pandemi COVID-19 yang masih terjadi. Pemerintah daerah harus juga memikirkan ekonomi masyarakat sekitar. Jangan sampai kehadiran ritel-ritel modern membuat pedagang lokal tersingkir.
Perlu dipertimbangkan lokasi, jarak dan aspek lainnya agar ritel-ritel modern tidak malah mematikan usaha pedagang kecil. Sangat disayangkan jika pemerintah antusias menyambut kehadiran ritel modern namun melupakan pedagang-pedagang kecil.
"Juga kepada kepala desa atau camat yang mempunyai wilayah, jangan cepat-cepat memberikan rekomendasi kepada pihak PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu). Harus dipahami dulu efek negatifnya bagi masyarakat sekitar," demikian Hendra Sia.
Baca juga: DPRD Kotim berharap pembangunan 2023 tetap memprioritaskan infrastruktur
Baca juga: Seorang ibu guru di Sampit ditangkap diduga mengedarkan narkoba
Baca juga: Fasilitas publik di Sampit dipasangi akses internet