"Saya mengajak para orang tua untuk memperhatikan dan mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk masa depan mereka, salah satunya dengan cara mencari info yang benar," kata Prof. Hardiono yang juga Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran UI dalam konferensi pers daring, Jumat.
Prof. Hardiono mengatakan, dua tahun pertama kehidupan anak menjadi fase penting bagi perkembangan otak anak. Inilah alasan pentingnya orang tua berkonsentrasi pada anak mereka sejak usia dini.
Baca juga: Bergerak aktif sejak masa kecil akan berpengaruh saat dewasa
"Kalau mau menjadi Indonesia lebih baik tentu harus berkonsentrasi pada anak terutama pada anak usia dini. Penelitian menunjukkan dua tahun pertama kehidupan fase penting untuk perkembangan otak anak," kata dia.
Selain fase perkembangan otak, orang tua juga perlu mewaspadai berbagai perkembangan anak. Menurut Prof. Hardiono, saat ini terdapat sekitar 30 juta anak usia 0-6 tahun di Indonesia dan sekitar 30 persennya mengalami berbagai gangguan perkembangan dalam segala bentuk dari ringan hingga berat.
Akibatnya, mereka tidak bisa meraih tumbuh kembangnya yang optimal. Masalah lain yang juga melanda anak-anak di tanah air yakni, stunting. Sekitar 1 dari 3 anak Indonesia masih mengalami stunting atau tubuh pendek akibat kurang gizi atau penyakit infeksi.
Baca juga: Benarkah Cocomelon dapat memicu anak terlalu aktif?
"Tetapi akibatnya yang mengerikan, otaknya tidak berkembang dengan baik. anaknya jadi kurang pintar. Kita harus berkonsentrasi untuk mengatasi hal-hal ini," kata dia.
Prof. Hardiono juga menyoroti perilaku orang tua yang memberikan anak mereka pengobatan alternatif tanpa mengetahui bukti ilmiah pengobatan itu. Selain itu, ada juga yang mencari jalan pintas dalam mengobati masalah kesehatan anak mereka.
"Orang tua menggunakan alternative medicine kata si ini, itu kemudian dikasih ke anak. Kasihan anaknya kalau bukti ilmiahnya tidak ada. Misalnya, obat untuk anak dengan autisme, orang tua mencari berbagai obat termasuk susu kambing, sebetulnya secara ilmiah enggak ada gunanya. Buang-buang waktu, dan kasihan anaknya. Istilah saya jadi kurus dan loyo saja, pintarnya tidak," demikian kata Prof. Hardiono.
Baca juga: Ini manfaat bermain untuk tumbuh kembang anak dan dewasa
Baca juga: Dokter sarankan anak bergerak aktif demi tumbuh kembang yang optimal
Baca juga: Tips tunjukan rasa bangga pada anak agar tumbuh optimal