Fenomena hujan es landa Kuansing-Riau
Pekanbaru (ANTARA) - Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Fitri Nur Astuti mengatakan sejumlah wilayah di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Provinsi Riau, mengalami fenomena hujan es, di antaranya di Desa Jake, Kecamatan Kuantan Tengah pada Selasa (22/3) 2022 sore.
"Di Desa Jake, Kecamatan Kuantan Tengah hujan turun disertai dengan butiran es sebesar jari kelingking. Penyebab adanya hujan es berasal dari awan Cumulonimbus," katanya kepada media di Pekanbaru, Rabu.
Ia mengatakan, berdasarkan hasil analisis dan pantauan citra radar dan satelit, di wilayah Kuantan Tengah pada pukul 16.30 WIB mulai terdeteksi awan Cumulonimbus memasuki wilayah tersebut.
Kemudian, katanya, pada pukul 16.59 - 17.17 WIB di wilayah Kuantan Tengah terpantau awan Cumulonimbus yang cukup tinggi mencapai sekitar 10 km, dengan suhu puncak awannya mencapai -80° Celcius.
"Untuk nilai reflektivitas awan pada citra radar juga relatif tinggi sekitar 50-60dbZ atau kondisi hujan lebat dan angin kencang," katanya.
Ketika downdraft (aliran udara ke bawah), katanya, yang keluar dari awan Cumulonimbus cukup kuat.
Karena didukung dengan kelembapan udara di lingkungan tersebut cukup tinggi mengakibatkan es yang seharusnya mencair menjadi air hujan tetapi menjadi butiran es ketika turun ke permukaan tanah, demikian Fitri Nur Astuti.
"Di Desa Jake, Kecamatan Kuantan Tengah hujan turun disertai dengan butiran es sebesar jari kelingking. Penyebab adanya hujan es berasal dari awan Cumulonimbus," katanya kepada media di Pekanbaru, Rabu.
Ia mengatakan, berdasarkan hasil analisis dan pantauan citra radar dan satelit, di wilayah Kuantan Tengah pada pukul 16.30 WIB mulai terdeteksi awan Cumulonimbus memasuki wilayah tersebut.
Kemudian, katanya, pada pukul 16.59 - 17.17 WIB di wilayah Kuantan Tengah terpantau awan Cumulonimbus yang cukup tinggi mencapai sekitar 10 km, dengan suhu puncak awannya mencapai -80° Celcius.
"Untuk nilai reflektivitas awan pada citra radar juga relatif tinggi sekitar 50-60dbZ atau kondisi hujan lebat dan angin kencang," katanya.
Ketika downdraft (aliran udara ke bawah), katanya, yang keluar dari awan Cumulonimbus cukup kuat.
Karena didukung dengan kelembapan udara di lingkungan tersebut cukup tinggi mengakibatkan es yang seharusnya mencair menjadi air hujan tetapi menjadi butiran es ketika turun ke permukaan tanah, demikian Fitri Nur Astuti.