Palangka Raya (ANTARA) -
Sejumlah tindakan dilakukan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam menanggulangi dan mengantisipasi penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), termasuk pada sejumlah hewan ternak yang terpapar di Kabupaten Kotawaringin Barat.
"Di Kalteng ada sejumlah hewan ternak sapi yang terpapar PMK yakni di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat dan saat ini telah dilakukan penanganan," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPHP) Kalteng Riza Rahmadi di Palangka Raya, Rabu.
Sapi yang terkena PMK di Kotawaringin Barat ini tepatnya di Kecamatan Arut Selatan 38 ekor dan Pangkalan Lada 2 ekor. Terpaparnya sejumlah hewan ternak ini diduga lantaran adanya arus lalu lintas pengiriman ternak dari luar daerah yakni melalui pelabuhan di Kumai.
Terkait temuan ini sudah dilakukan lockdown kandang, serta sterilisasi. Untuk 40 ekor hewan ini terdapat di tiga peternak dan semuanya sudah dilakukan tindakan penanganan.
"Kami sudah menurunkan tim kesehatan hewan ke lapangan dan untuk seluruh kabupaten dan kota lainnya, juga telah dilaksanakan surveilans klinis oleh masing-masing pemkab," jelasnya.
Riza memaparkan, surveilans mengantisipasi penyebaran PMK ini telah dilakukan di setiap kabupaten dan kota dengan ketentuan radius beberapa kilometer. Sementara ini tidak ada hewan ternak yang terkena kasus PMK kecuali Kotawaringin Barat.
"Jadi kami melaksanakan surveilans klinis dengan radius 10 kilometer, kami telah melakukan langkah-langkah antisipasi ini," terangnya.
Lebih lanjut Kepala Dinas TPHP Kalteng ini mengatakan, sebagian pasokan kebutuhan daging ternak untuk konsumsi wilayah Kalteng dipasok dari Jawa Timur.
"Ini sudah di lockdown, jadi Jawa Timur tidak mengeluarkan hewan ternak sementara hingga saat ini," ucapnya.
Untuk kebutuhan daging selain memanfaatkan pasokan mandiri dari para peternak di Kalteng, juga mendatangkan dari sejumlah daerah lain di Indonesia, di antaranya Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, hingga Bali.