DKPP Seruyan sediakan 20 unit mesin pompa air atasi kekeringan lahan pertanian
Kuala Pembuang (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah menyediakan mesin pompa air sebanyak 20 unit untuk mengatasi kekeringan lahan pertanian, yaitu dengan menyuplai kebutuhan air.
“Saat ini untuk alat mesin pertanian seperti pompa air hanya berjumlah 20 unit, dan sudah digunakan petani untuk menyuplai air ke lahan mereka yang mengalami kekeringan,” kata Kepala DKPP Seruyan Albidinnor di Kuala Pembuang, Kamis.
Dia mengatakan, memang jumlah mesin pompa air tersebut terbatas dengan menggunakan sistem pinjam pakai, artinya petani hanya mengurus administrasi dan tidak dipungut biaya untuk meminjam alat tersebut.
“Hanya saja para petani menyediakan minyak dan oli, serta mobilisasi pompa air tersebut sehingga bisa dioperasikan," ujarnya.
Baca juga: 197 kepala keluarga di Kobar mengalami kekeringan
Dia juga menjelaskan, petani yang meminjam alat itu harus bergantian dengan petani lainnya, agar semua bisa menggunakan fasilitas tersebut. Tak kalah penting adalah membuat pembatas, sehingga air yang disuplai tidak keluar.
“Kita minta kesadaran petani, kalau memang lahannya sudah selesai bisa langsung diarahkan kepada petani lain di sekitarnya," jelasnya.
Lebih lanjut dia menambahkan, saat ini cenderung terjadi fenomena penyimpangan musim hujan menjadi musim kemarau, sehingga periode tanam Oktober-Maret (Okmar) mengalami kekeringan.
"Biasanya tahun sebelumnya periode tersebut kita memasuki musim hujan, namun karena ada penyimpangan tersebut sehingga lahan pertanian masyarakat turut terdampak dan mengalami kekeringan,” demikian.
“Saat ini untuk alat mesin pertanian seperti pompa air hanya berjumlah 20 unit, dan sudah digunakan petani untuk menyuplai air ke lahan mereka yang mengalami kekeringan,” kata Kepala DKPP Seruyan Albidinnor di Kuala Pembuang, Kamis.
Dia mengatakan, memang jumlah mesin pompa air tersebut terbatas dengan menggunakan sistem pinjam pakai, artinya petani hanya mengurus administrasi dan tidak dipungut biaya untuk meminjam alat tersebut.
“Hanya saja para petani menyediakan minyak dan oli, serta mobilisasi pompa air tersebut sehingga bisa dioperasikan," ujarnya.
Baca juga: 197 kepala keluarga di Kobar mengalami kekeringan
Dia juga menjelaskan, petani yang meminjam alat itu harus bergantian dengan petani lainnya, agar semua bisa menggunakan fasilitas tersebut. Tak kalah penting adalah membuat pembatas, sehingga air yang disuplai tidak keluar.
“Kita minta kesadaran petani, kalau memang lahannya sudah selesai bisa langsung diarahkan kepada petani lain di sekitarnya," jelasnya.
Lebih lanjut dia menambahkan, saat ini cenderung terjadi fenomena penyimpangan musim hujan menjadi musim kemarau, sehingga periode tanam Oktober-Maret (Okmar) mengalami kekeringan.
"Biasanya tahun sebelumnya periode tersebut kita memasuki musim hujan, namun karena ada penyimpangan tersebut sehingga lahan pertanian masyarakat turut terdampak dan mengalami kekeringan,” demikian.