Palangka Raya (ANTARA) - PT SKS Listrik Kalimantan turut berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan serta pengembangan sumber daya manusia (SDM) di Provinsi Kalimantan Tengah.
Salah satunya melalui kegiatan pelatihan kewirausahaan bagi para ibu dari Desa Tumbang Kajuei, Dusun Trans Kajuei serta Desa Luwuk Lengkuas yang berada di Kecamatan Rungan, Kabupaten Gunung Mas pada Sabtu (25/3) di site PT SKS Listrik Kalimantan.
"Dalam pengembangan ekonomi ini ibu-ibu sebagai pelopor pembangunan usaha di desa," kata Perwakilan dari Pimpinan Site Manajemen PT SKS Listrik Kalimantan, Ahmadi Ratu Alam dalam keterangan yang diterima di Palangka Raya, Minggu.
Dia pun menerangkan, agar kegiatan pelatihan ini tak berhenti hanya sampai di sini, pihaknya juga mendukung secara berkelanjutan hingga mampu memberikan dukungan finansial bagi keluarga.
Adapun dalam pelatihan yang diikuti sebanyak 33 orang ini, dihadirkan lembaga pendidikan dan pelatihan LPK Multi Karya yang bergerak di bidang tata boga.
LPK Multi Karya mendampingi secara langsung proses pembuatan makanan olahan kering mulai dari manajemen usaha mikro kecil dan menengah, food costing dan product branding olahan pangan.
Selain itu juga diberikan materi perhitungan biaya pembuatan makanan kepada peserta, hingga tata cara mengemas makanan dengan baik yang diberikan langsung oleh Direktur LPK Multi Karya, Ratna Samila Sari.
Baca juga: PT SKS Listrik Kalimantan laksanakan technical sharing workshop perdana
Sementara itu, turut hadir dalam kegiatan ini Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Kecil, Yeri Petrik dan Pengawas Koperasi, Dominikus dari Dinas Koperasi dan UMKM Kalimantan Tengah, sebagai narasumber materi legalitas badan usaha UMKM.
Yeri menjelaskan, kegiatan ini adalah kolaborasi pertama bersama PT SKS Listrik Kalimantan. Diharapkan mampu mambangkitkan perekonomian di daerah dan pihaknya pun siap mendukung dengan memfasilitasi pendaftaran Nomor Induk Berusaha.
Di sisi lain, Kepala Desa Luwuk Lengkuas Abikson mengatakan, kerap menjadi kendala dalam pengembangan UMKM di desa adalah berkaitan pemasaran produk.
"Masyarakat tidak tahu harus memasarkan produknya kemana dan tidak ada pasar yang secara tetap menerima hasil produksi para ibu," tuturnya.
Abikson menegaskan, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) memiliki anggaran yang bisa mendukung atau menjadi "perahu" bagi hasil makanan olahan ibu-ibu.
Untuk itu pihaknya mengapresiasi pelaksanaan kegiatan pelatihan ini dan diharapkan keterampilan para ibu semakin berkembang dalam berwirausaha, hingga mampu mengembangkannya.
Baca juga: Bank Kalteng fasilitasi 41 UMKM di Festival Tambun Bungai 2023
Baca juga: Kemenkeu-Dekranasda dorong generasi muda manfaatkan peluang ekonomi dalam berwirausaha
Baca juga: Berikut lima kiat agar UMKM miliki bisnis berkelanjutan