Dishanpang Kalteng bantu penanganan balita berisiko stunting di Pulang Pisau
Pulang Pisau (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpang) Provinsi Kalimantan Tengah membantu penanganan para balita berisiko stunting atau gangguan pertumbuhan di Kabupaten Pulang Pisau dengan pemberian makanan tambahan untuk membantu pemenuhan gizi sesuai kebutuhan.
"Program ini kami laksanakan selama enam bulan ke depan, dengan prioritas sasaran sebanyak 12 balita berisiko stunting di Desa Saka Kajang Kecamatan Jabiren Raya," kata Kepala Dishanpang Kalimantan Tengah Riza Rahmadi di Desa Saka Kajang, Kamis.
Program ini dilakukan bersama Dharma Wanita Persatuan Indonesia Dishanpang Kalimantan Tengah sebagai tindak lanjut arahan Gubernur Sugianto Sabran maupun Ketua TP PKK Yulistra Ivo, agar perangkat daerah lingkup pemerintah provinsi dapat mengoptimalkan perannya membantu penanganan stunting, di antaranya dengan memiliki posyandu binaan khusus.
"Adapun yang menjadi binaan kami adalah Posyandu Balita Harapan Ibu di Desa Saka Kajang ini. Kami memberikan bantuan berupa makanan tambahan berupa telur maupun kacang hijau selama enam bulan," jelasnya.
Tak hanya sebatas memberikan bantuan makanan tambahan, jajaran Dishanpang Kalimantan Tengah juga melakukan pendampingan rutin kepada masyarakat, khususnya saat kegiatan posyandu pada tanggal 18 di setiap bulannya.
Riza menyampaikan, pihaknya turut mengedukasi masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi yang benar dan mengatasi hal-hal lain yang dapat menyebabkan stunting.
"Salah satunya yang kami edukasi, yakni agar masyarakat dapat menyiapkan menu B2SA atau beragam, bergizi, seimbang dan aman agar kebutuhan gizi ibu dan anak dapat terpenuhi," terangnya.
Baca juga: Wagub Kalteng: Otonomi daerah wujudkan kesejahteraan masyarakat
Selain itu juga menganalisa dan secara bertahap membantu penanganan berbagai hal yang dapat memicu stunting, seperti jamban yang belum layak, kurangnya akses air bersih dan sanitasi, hingga asap rokok atau perokok pasif.
"Kami harapkan melalui upaya dan sinergi bersama pemerintah kecamatan dan desa setempat, dapat menanggulangi permasalahan stunting di daerah," jelasnya.
Kepala Desa Saka Kajang Kunhart mengapresiasi Dishanpang Kalimantan Tengah yang turut berpartisipasi dalam upaya penanggulangan stunting di daerah.
"Program seperti ini tentu sangat kami harapkan karena bermanfaat bagi masyarakat khususnya bagi para ibu dan anak. Kami berharap kegiatan ini dilakukan secara berkelanjutan," ucapnya.
Adapun target penurunan prevalensi stunting di Kalimantan Tengah pada 2024 yakni menjadi sebesar 15,38 persen. Saat ini prevalensi stunting Kalimantan Tengah pada 2022 adalah sebesar 26,9 persen.
Baca juga: Pemprov Kalteng gelar apel besar pastikan kehadiran ASN pasca Lebaran
"Program ini kami laksanakan selama enam bulan ke depan, dengan prioritas sasaran sebanyak 12 balita berisiko stunting di Desa Saka Kajang Kecamatan Jabiren Raya," kata Kepala Dishanpang Kalimantan Tengah Riza Rahmadi di Desa Saka Kajang, Kamis.
Program ini dilakukan bersama Dharma Wanita Persatuan Indonesia Dishanpang Kalimantan Tengah sebagai tindak lanjut arahan Gubernur Sugianto Sabran maupun Ketua TP PKK Yulistra Ivo, agar perangkat daerah lingkup pemerintah provinsi dapat mengoptimalkan perannya membantu penanganan stunting, di antaranya dengan memiliki posyandu binaan khusus.
"Adapun yang menjadi binaan kami adalah Posyandu Balita Harapan Ibu di Desa Saka Kajang ini. Kami memberikan bantuan berupa makanan tambahan berupa telur maupun kacang hijau selama enam bulan," jelasnya.
Tak hanya sebatas memberikan bantuan makanan tambahan, jajaran Dishanpang Kalimantan Tengah juga melakukan pendampingan rutin kepada masyarakat, khususnya saat kegiatan posyandu pada tanggal 18 di setiap bulannya.
Riza menyampaikan, pihaknya turut mengedukasi masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi yang benar dan mengatasi hal-hal lain yang dapat menyebabkan stunting.
"Salah satunya yang kami edukasi, yakni agar masyarakat dapat menyiapkan menu B2SA atau beragam, bergizi, seimbang dan aman agar kebutuhan gizi ibu dan anak dapat terpenuhi," terangnya.
Baca juga: Wagub Kalteng: Otonomi daerah wujudkan kesejahteraan masyarakat
Selain itu juga menganalisa dan secara bertahap membantu penanganan berbagai hal yang dapat memicu stunting, seperti jamban yang belum layak, kurangnya akses air bersih dan sanitasi, hingga asap rokok atau perokok pasif.
"Kami harapkan melalui upaya dan sinergi bersama pemerintah kecamatan dan desa setempat, dapat menanggulangi permasalahan stunting di daerah," jelasnya.
Kepala Desa Saka Kajang Kunhart mengapresiasi Dishanpang Kalimantan Tengah yang turut berpartisipasi dalam upaya penanggulangan stunting di daerah.
"Program seperti ini tentu sangat kami harapkan karena bermanfaat bagi masyarakat khususnya bagi para ibu dan anak. Kami berharap kegiatan ini dilakukan secara berkelanjutan," ucapnya.
Adapun target penurunan prevalensi stunting di Kalimantan Tengah pada 2024 yakni menjadi sebesar 15,38 persen. Saat ini prevalensi stunting Kalimantan Tengah pada 2022 adalah sebesar 26,9 persen.
Baca juga: Pemprov Kalteng gelar apel besar pastikan kehadiran ASN pasca Lebaran