Bahasa Sampit diharapkan diajarkan sejak dini di sekolah
Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah diharapkan meningkatkan upaya Bahasa Sampit dengan mengajarkan sejak dini kepada peserta didik mulai di tingkat Sekolah Dasar (SD).
"Kami berharap pelestarian Bahasa Sampit ditingkatkan lagi melalui muatan lokal sekolah-sekolah. Perlu dikenalkan sejak dini sehingga adik-adik kita tahu dan tertarik mempelajari serta menggunakan Bahasa Sampit," kata salah seorang tokoh pemuda Kotawaringin Timur, Rahmat Noor di Sampit, Selasa.
Pria yang akrab disapa Rahmat Kotim ini mengaku prihatin karena Bahasa Sampit semakin ditinggalkan. Tidak hanya generasi mudanya, para orang tua pun mulai jarang menggunakan Bahasa Sampit, justru lebih banyak menggunakan Bahasa Banjar.
Rahmat khawatir semakin berkurangnya penutur Bahasa Sampit membuat bahasa asli daerah ini semakin mendekati kepunahan. Jika generasi muda semakin meninggalkan Bahasa Sampit, maka penggunaan dan pelestarian bahasa daerah ini terancam terputus dan punah.
Dia mengaku sempat gembira lantaran muncul komunitas muda yang berasal dari kalangan kampus di Sampit yang peduli terhadap pelestarian Bahasa Sampit. Mereka melakukan berbagai kegiatan, termasuk membuat kamus saku untuk melestarikan Bahasa Sampit.
Sayangnya, kata Rahmat, gerakan itu kini tidak terdengar lagi. Jika tidak ada yang memperjuangkan pelestarian Bahasa Sampit, dia khawatir kepunahan bahasa lokal ini benar-benar akan terjadi seiring terus berkurangnya para orang tua yang menjadi penutur tersisa Bahasa Sampit.
Baca juga: Bupati Kotim sebut lansia bukanlah beban
Rahmat sangat berharap komunitas dan gerakan pelestarian Bahasa Sampit kembali digelorakan. Seperti biasa, dia juga siap aktif membantu kegiatan tersebut.
Selama ini Rahmat berupaya semaksimal mungkin menggunakan Bahasa Sampit dalam sehari-hari. Tujuannya sebagai kampanye untuk mengajak masyarakat menggunakan Bahasa Sampit.
Dia pun dengan senang hati membantu ketika ada kegiatan terkait pelestarian Bahasa Sampit. Dia juga baru saja menjadi narasumber dalam kegiatan di SMAN 2 Sampit terkait pelestarian Bahasa Sampit.
"Makanya saya berharap Dinas Pendidikan mengarahkan setiap sekolah untuk menggalakkan kembali pelajaran Bahasa Sampit. Sangat bagus jika Bahasa Sampit menjadi muatan lokal bagi sekolah tingkat SD, SMP hingga SMA. Harus diedukasi sejak dini," demikian Rahmat.
Sementara itu Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah, selaku unit pelaksana tugas dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek yang melaksanakan kegiatan pelatihan master atau guru utama revitalisasi bahasa daerah untuk tunas bahasa ibu bahasa Dayak Sampit di Kabupaten Kotawaringin Timur pada Senin(5/6).
Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur menjadi ujung tombak dalam upaya pengembangan dan pembinaan serta revitalisasi bahasa daerah Dayak Sampit. Sasarannya adalah generasi penerus melalui program belajar mengajar bermuatan lokal yang diberikan di sekolah-sekolah di seluruh kabupaten.
Baca juga: Bupati Kotim serahkan bantuan ambulans untuk GKE Sampit
Baca juga: Dispora Kotim bekali guru olahraga kemampuan membuat karya tulis
Baca juga: Kolaborasi edukasi penyelamatan lingkungan bagi pelajar Kotim diapresiasi
"Kami berharap pelestarian Bahasa Sampit ditingkatkan lagi melalui muatan lokal sekolah-sekolah. Perlu dikenalkan sejak dini sehingga adik-adik kita tahu dan tertarik mempelajari serta menggunakan Bahasa Sampit," kata salah seorang tokoh pemuda Kotawaringin Timur, Rahmat Noor di Sampit, Selasa.
Pria yang akrab disapa Rahmat Kotim ini mengaku prihatin karena Bahasa Sampit semakin ditinggalkan. Tidak hanya generasi mudanya, para orang tua pun mulai jarang menggunakan Bahasa Sampit, justru lebih banyak menggunakan Bahasa Banjar.
Rahmat khawatir semakin berkurangnya penutur Bahasa Sampit membuat bahasa asli daerah ini semakin mendekati kepunahan. Jika generasi muda semakin meninggalkan Bahasa Sampit, maka penggunaan dan pelestarian bahasa daerah ini terancam terputus dan punah.
Dia mengaku sempat gembira lantaran muncul komunitas muda yang berasal dari kalangan kampus di Sampit yang peduli terhadap pelestarian Bahasa Sampit. Mereka melakukan berbagai kegiatan, termasuk membuat kamus saku untuk melestarikan Bahasa Sampit.
Sayangnya, kata Rahmat, gerakan itu kini tidak terdengar lagi. Jika tidak ada yang memperjuangkan pelestarian Bahasa Sampit, dia khawatir kepunahan bahasa lokal ini benar-benar akan terjadi seiring terus berkurangnya para orang tua yang menjadi penutur tersisa Bahasa Sampit.
Baca juga: Bupati Kotim sebut lansia bukanlah beban
Rahmat sangat berharap komunitas dan gerakan pelestarian Bahasa Sampit kembali digelorakan. Seperti biasa, dia juga siap aktif membantu kegiatan tersebut.
Selama ini Rahmat berupaya semaksimal mungkin menggunakan Bahasa Sampit dalam sehari-hari. Tujuannya sebagai kampanye untuk mengajak masyarakat menggunakan Bahasa Sampit.
Dia pun dengan senang hati membantu ketika ada kegiatan terkait pelestarian Bahasa Sampit. Dia juga baru saja menjadi narasumber dalam kegiatan di SMAN 2 Sampit terkait pelestarian Bahasa Sampit.
"Makanya saya berharap Dinas Pendidikan mengarahkan setiap sekolah untuk menggalakkan kembali pelajaran Bahasa Sampit. Sangat bagus jika Bahasa Sampit menjadi muatan lokal bagi sekolah tingkat SD, SMP hingga SMA. Harus diedukasi sejak dini," demikian Rahmat.
Sementara itu Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah, selaku unit pelaksana tugas dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek yang melaksanakan kegiatan pelatihan master atau guru utama revitalisasi bahasa daerah untuk tunas bahasa ibu bahasa Dayak Sampit di Kabupaten Kotawaringin Timur pada Senin(5/6).
Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur menjadi ujung tombak dalam upaya pengembangan dan pembinaan serta revitalisasi bahasa daerah Dayak Sampit. Sasarannya adalah generasi penerus melalui program belajar mengajar bermuatan lokal yang diberikan di sekolah-sekolah di seluruh kabupaten.
Baca juga: Bupati Kotim serahkan bantuan ambulans untuk GKE Sampit
Baca juga: Dispora Kotim bekali guru olahraga kemampuan membuat karya tulis
Baca juga: Kolaborasi edukasi penyelamatan lingkungan bagi pelajar Kotim diapresiasi