Empat kabupaten di DAS Barito ikuti bimtek pengelolaan keanekaragaman hayati

id bimtek pengelolaan hayati kalteng,das barito,barito utara,kalteng

Empat kabupaten di DAS Barito ikuti bimtek pengelolaan keanekaragaman hayati

Peserta bimtek pengelolaan keanekaragaman hayati zona 3 DAS Barito foto bersama Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Barito Utara Inriaty Karawaheni usai pembukaan bimtek di Muara Teweh, Rabu (4/10/2023).ANTARA/Dokumen Pribadi

Muara Teweh (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kalimantan Tengah bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Utara melaksanakan bimbingan teknis (bimtek) dalam pengelolaan keanekaragaman hayati.

Kegiatan bimtek pengelolaan keanekaragaman hayati ini pada 4-7 Oktober 2023 diikuti puluhan pejabat teknis sejumlah instansi terkait dari empat kabupaten di DAS Barito yakni Barito Utara, Murung Raya, Barito Selatan dan Barito Timur, keempat kabupaten DAS Barito merupakan zona 3. 

“Kegiatan bimbingan teknis Kehati zona 3 ini dilaksanakan di Barito Utara, setelah sebelumnya, untuk zona 1 dilaksanakan di Palangka Raya dan zona 2 di Pangkalan Bun,” kata panitia pelaksana kegiatan Igede Data Widiyatmika di Muara Teweh, Rabu. 

Menurut dia, dalam kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Universitas Palangka Raya (UPR) dan Bappedalitbang Provinsi Kalteng serta narasumber lainnya, baik yang secara langsung maupun daring.
 
Maksud dan tujuan dilaksanakannya kegiatan bimtek ini adalah untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan dan SDM Aparatur Sipil Negara (ASN) di kabupaten/kota dalam pengelolaan keanekaragaman hayati dan mendorong terwujudnya pengembangan taman keanekaragaman hayati di kabupaten/kota di wilayah Kalteng.

Kegiatan ini, kata Widiyatmika, bisa meningkatkan kapasitas pengetahuan dan pemahaman terkait rencana pengelolaan keanekaragaman hayati di daerah masing-masing, terutama sektor lingkungan hidup, kehutanan, tata ruang, pertanian, dan pariwisata. 

Serta terkelolanya potensi keanekaragaman hayati yang ada di masing-masing daerah. Dan tersusunnya dokumen rencana induk pengelolaan keanekaragaman hayati di kabupaten/kota di Kalteng," kata Kabid Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalteng ini.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Barito Utara Inriaty Karawaheni mengatakan pengelolaan lingkungan hidup yang baik akan menjamin keberlangsungan layanan ekosistem dan kehidupan satwa dan fauna di dalamnya yang sangat beraneka ragam. 

"Diantara satwa-satwa langka yang dimiliki oleh Indonesia, beberapa mengalami penurunan populasi dalam tingkat menuju kepunahan," kata Inriaty.

Menurut dia, penyebab dari ancaman tersebut adalah berkurangnya habitat asli, sebagai akibat dari proses pembangunan yang sering kurang memperhatikan pengelolaan hutan dan ekosistem secara lestari.

"Terima kasih atas kepercayaan panitia untuk melaksanakan kegiatan bimtek ini di Kabupaten Barito Utara. Saya ucapkan selamat datang di Muara Teweh kepada seluruh peserta bimtek dari empat kabupaten di DAS Barito," kata dia. 

Dia menyadari nilai penting keanekaragaman hayati tersebut, pemerintah Indonesia telah meratifikasi Konvensi Keanekaragaman hayati melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Convention OnBiological Diversity. 

"Salah satu kewajiban yang dimandatkan, katanya, dalam konvensi tersebut adalah setiap negara harus menyusun strategi dan rencana aksi keanekaragaman hayati," kata dia. 

Dia menjelaskan, Provinsi Kalteng merupakan salah satu daerah strategis dan penting di Indonesia. Memiliki luas hutan yang cukup luas dan saat ini mengalami banyak permasalahan, diantaranya penyerobotan lahan untuk perluasan areal pertanian maupun perkebunan, penebangan liar serta tumpang tindih pelaksanan program pemerintah dalam kawasan hutan. 

Baca juga: Suasana haru pisah sambut Bupati dan Wakil Bupati Barut

"Di provinsi ini memiliki berbagai macam ekosistem di dalamnya, memiliki potensi keanekaragaman yang tinggi. Keanekaragaman hayati merupakan aset bagi pembangunan nasional," katanya. 

Kadis DLH Barito Utara juga mengatakan bahwa tantangan terbesar dalam pengelolaan keanekaragaman hayati adalah mempertahankan keseimbangan antara kelestarian fungsi (ekologis) dengan kelestarian manfaat (ekonomis).

Kegiatan bimtek ini merupakan langkah awal dalam rangka meningkatkan kapasitas kelembagaan dan SDM ASN dalam konservasi dan pengelolaan keanekaragaman hayati,  meningkatkan pemahaman dan pelaksanaan pembangunan taman keanekaragaman hayati serta mewujudkan rencana pengembangan taman tersebut sehingga output dari kegiatan ini dapat tercapai.

Baca juga: Hari pertama masuk kerja, Pj Bupati Barut rakor bersama OPD

Baca juga: Pemkab Barut siap berkolaborasi sosialisasikan produk halal bagi UKM

Baca juga: Pj Bupati Barut koordinasikan sistem merit ASN ke KASN RI