Palangka Raya (ANTARA) -
Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mulai memetakan ketersediaan dan pasokan pangan menghadapi Natal dan Tahun Baru (Nataru) pada Desember 2023.
"Pemerintah setiap saat terus menjaga keamanan pangan. Tetapi memang jelang Nataru, kita mengantisipasi adanya potensi peningkatan permintaan dari masyarakat berkaitan pangan," kata Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan pada Bapanas, Maino Dwi Hartono di Palangka Raya, Rabu.
Pemerintah pusat melalui Bapanas meningkatkan koordinasi bersama pemerintah daerah di Kalimantan Tengah, baik pemerintah provinsi maupun kabupaten dan kota.
"Bersama-sama kami berupaya meningkatkan ketersediaan pangan, memastikan distribusi aman, hingga menjaga stabilitas harga di pasaran," jelasnya di sela rapat koordinasi pengendalian inflasi tingkat Provinsi Kalimantan Tengah pada 2023.
Adapun untuk Kalimantan Tengah sejauh ini, menurutnya berkaitan kondisi ketersediaan maupun harga pangan masih dalam kondisi aman, terlebih tingkat inflasinya secara nasional masuk dalam 10 terendah dengan 1,88 persen.
"Beberapa komoditas pangan yang menjadi perhatian secara nasional, di antaranya beras, gula, serta cabai rawit merah," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpang) Kalimantan Tengah Riza Rahmadi mengatakan, menghadapi Nataru dalam dua bulan ke depan, semua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) kabupaten dan kota pihaknya minta fokus dalam pengawasan serta upaya pengendalian di lapangan.
Saat ini berdasarkan data yang Dishanpang Kalimantan Tengah himpun per minggu keempat Oktober 2023, semua komoditas pangan strategis di provinsi setempat dalam kondisi surplus.
Di antaranya seperti beras dengan kebutuhan 4.683 ton memiliki ketersediaan 63.249 ton sehingga surplus 58.566 ton atau ketahanan stok 14 minggu, gula pasir kebutuhan 477 ton memiliki ketersediaan 1.318 ton sehingga surplus 841 ton atau ketahanan stok 3 minggu, cabai rawit kebutuhan 121 ton memiliki ketersediaan 319 ton sehingga surplus 198 ton atau ketahanan stok 3 minggu, serta komoditas-komoditas lainnya.
Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Yuas Elko mengatakan, diharapkan semua pihak dapat mengupayakan langkah-langkah antisipasi secara dini dan terkoordinasi melalui kebijakan yang tepat, sehingga tidak terjadi gejolak di masyarakat akibat meningkatnya permintaan dalam menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).