Sampit (ANTARA) - Momentum pesta demokrasi pada Pemilu 2024 yang masih sangat terasa, dimanfaatkan oleh Raudhatul Athfal (RA) Melati Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur untuk mengenalkan nilai demokrasi kepada peserta didiknya.
“Tujuan kami mengadakan kegiatan ini ingin mengajarkan kepada anak-anak tentang demokrasi. Karena menurut kami pengetahuan tentang demokrasi ini sangat penting dikenalkan dari usia dini,” kata Kepala RA Melati Sampit, Maryamah, Sabtu.
Sekolah setingkat Taman Kanak-kanak (TK) ini mengenalkan nilai demokrasi bagi anak didiknya dengan menggelar simulasi pemungutan dan perhitungan suara.
Aula di sekolah yang beralamat di Jalan Ir. H. Juanda, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang itu disulap layaknya lokasi Tempat Pemungutan Suara (TPS), lengkap dengan surat suara mainan, bilik, dan kotak suara.
Maryamah mengatakan, pihaknya sengaja mencontoh tahapan pada Pemilu 2024, baik dari penataan tempat maupun tahapan pemungutan dan perhitungan suara, supaya kesan dan pesan yang disampaikan kepada anak-anak sesuai dengan realita yang ada.
“Dalam mengajarkan tentang demokrasi ini kami mencontoh tahapan yang ada pada Pemilu sebenarnya, jadi tidak asal,” ucapnya.
Baca juga: BMKG imbau masyarakat Kotim waspadai peningkatan potensi banjir
Dalam simulasi itu para guru bertindak sebagai petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Seperti pada Pemilu sesungguhnya, tahapan simulasi dimulai dari mendaftar di TPS dan menerima surat suara, kemudian peserta mencoblos di bilik suara, lalu memasukkan surat suara ke kotak suara dan terakhir mencelupkan jari ke tinta.
Peserta didik di RA Melati Sampit tampak bersemangat dan antusias mengikuti simulasi Pemilu. Mereka diajarkan menentukan pilihan melalui tiga jenis surat suara yang disiapkan, yakni surat suara guru favorit, makanan kesukaan, dan profesi yang dicita-citakan. Kegiatan diakhiri dengan perhitungan suara berdasarkan pilihan dari peserta didik.
“Dengan mengajarkan nilai demokrasi ini kami ingin menanamkan dalam diri anak-anak bahwa perbedaan pendapat dan pilihan itu sangat wajar di kehidupan, sehingga mereka bisa menghargai dan menghormati perbedaan,” pungkasnya.
Demokrasi merupakan sebuah konsep yang menjadi landasan negara Indonesia dan banyak negara lainnya. Dalam konsep itu, sistem pemerintahan berada di tangan rakyat.
Pentingnya memahami demokrasi sejak dini merupakan hal yang tak bisa diabaikan. Anak-anak yang diajarkan konsep demokrasi sejak dini diharapkan tumbuh menjadi warga negara yang berpengetahuan luas, bertanggung jawab, dan aktif dalam proses politik.
Kegiatan yang dilaksanakan RA Melati Sampit ini pun mendapat apresiasi dari orang tua peserta didik, Bahri menilai kegiatan seperti ini sangat positif. Dengan memahami nilai demokrasi, diharapkan anak-anak kelak bisa menjaga kondusivitas dan kerukunan masyarakat di tengah pelaksanaan Pemilu.
“Pemilu ini agenda rutin 5 tahunan, tapi perbedaan pilihan tak jarang menimbulkan perpecahan. Dengan edukasi sejak dini diharapkan anak-anak kita kelak bisa melaksanakan demokrasi yang aman dan kondusif, meskipun berbeda pilihan,” demikian Bahri.
Baca juga: Pemkab Kotim akan bantu pembangunan kembali rumah korban kebakaran
Baca juga: Selama 2023 PUPR Kotim rekonstruksi 180 ruas jalan dan gang
Baca juga: Ini penyebab satu TPS di Kotim direkomendasikan PSU
Berita Terkait
Gugus Tugas KLA evaluasi pemenuhan hak anak di Kapuas
Senin, 16 Desember 2024 17:00 Wib
BNF edukasi pengelolaan lingkungan lewat Festival Anak Sabangau
Minggu, 15 Desember 2024 17:14 Wib
Awas! Mendengkur jadi sinyal bahaya anak alami gangguan tidur
Minggu, 15 Desember 2024 11:21 Wib
Tips bantu anak mempunyai lingkungan pertemanan yang positif
Minggu, 15 Desember 2024 11:18 Wib
Pentingnya memberi apresiasi mendalam pada ibu yang menjaga anak
Rabu, 11 Desember 2024 9:34 Wib
Ini batas usia ideal minimal pada anak untuk bermedia sosial
Rabu, 11 Desember 2024 9:30 Wib
Cara membiasakan anak memilih makanan sehat sejak dini
Selasa, 10 Desember 2024 9:38 Wib
Tanda-tanda diabetes melitus pada anak dan cara penanganan
Selasa, 10 Desember 2024 9:36 Wib