Jakarta (ANTARA) - Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan hingga kini mereka belum mendeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia.
"Ini penyakit masih penyakit zoonotik, dan kalau lihat kecepatan jumlah orang yang sakit, sampai saat ini baru dilaporkan satu orang," katanya ketika dihubungi di Jakarta, Selasa.
Nadia mengatakan, penyakit tersebut ditularkan melalui gigitan atau cakaran binatang, bukan dari manusia ke manusia, sehingga sulit bagi penyakit itu untuk ditularkan secara cepat.
Namun demikian, kata Nadia, mereka tetap mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada, terutama bagi warga negara Indonesia yang berlibur ke Hong Kong, China, atau negara yang melaporkan kasus serupa.
"Penularan manusia ke manusia hampir tidak terjadi, sangat kecil. Untuk itu, hindari monyet, jangan memberi makan, dan bila ada luka akibat gigitan atau cakaran cuci dengan air mengalir dan sabun,"
Dia juga mengingatkan untuk segera ke fasilitas kesehatan untuk penanganan apabila diserang monyet.
Sebelumnya, di berbagai media dikabarkan seorang pria berusia 37 tahun diserang dan dilukai oleh monyet-monyet di Kam Shan Country Park, Hong Kong, pada akhir Februari.
Menurut situs pemerintah Hong Kong, beberapa minggu kemudian, pria tersebut mendadak jatuh sakit, padahal selama ini dia memiliki kesehatan yang baik. Kemudian pria tersebut dilarikan ke UGD di Rumah Sakit Yan Chai pada 21 Maret.
Pada Rabu (3/4), Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong menemukan bahwa spesimen cairan serebrospinal pria itu positif virus B. Kini, kondisi pria itu kritis, dan dia menjalani perawatan intensif.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), infeksi virus B sangat langka, namun dapat menyebabkan kerusakan otak bahkan kematian apabila tidak ditangani sesegera mungkin.
Seseorang dapat terjangkit virus B apabila mereka digigit atau dicakar monyet yang terinfeksi, atau bersentuhan dengan mata, hidung, atau mulut monyet tersebut.
Gejala-gejala virus B mirip dengan flu, seperti demam, nyeri otot, kelelahan, serta sakit kepala. Selain itu, kata CDC, ada kemungkinan area kulit atau luka yang bersentuhan dengan monyet melepuh.
Biasanya, gejala-gejala tersebut muncul sebulan setelah kontak dengan monyet. Namun, gejala-gejala itu juga dapat muncul dalam waktu tiga atau tujuh hari.
Berita Terkait
Polisi ungkap kasus peredaran ganja 23 kilogram di Sumbar
Senin, 20 Mei 2024 22:47 Wib
Kejari limpahkan kasus dugaan korupsi KONI ke Tipikor
Senin, 20 Mei 2024 22:38 Wib
Perkembangan kasus Enzy Storia dan Bea Cukai
Sabtu, 18 Mei 2024 13:09 Wib
Polisi proses laporan kasus injak Al Quran oleh pejabat Kemenhub
Jumat, 17 Mei 2024 19:23 Wib
Anggota DPR RI dukung penegakan hukum dalam kasus santri membunuh ustadzah
Jumat, 17 Mei 2024 16:04 Wib
Polisi tangani kasus anak bunuh ayah kandung di Tangerang
Jumat, 17 Mei 2024 14:52 Wib
Sidang kasus korupsi eks Dirut Pertamina, JK hadir sebagai saksi
Kamis, 16 Mei 2024 15:18 Wib
Polisi selidiki kasus santriwati tewas diduga keracunan
Kamis, 16 Mei 2024 15:16 Wib