Sampit (ANTARA) - Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Rudianur meminta pimpinan RSUD dr Murjani Sampit bersikap tegas terhadap jajarannya dalam mewujudkan pelayanan yang baik bagi masyarakat.
“Sebetulnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan itu perlu ketegasan dari direktur rumah sakit. Kalau direkturnya menegaskan bahwa pelayanannya harus seperti apa, tentu bawahannya akan mengikuti,” kata Rudianur di Sampit, Selasa.
Kualitas pelayanan di RSUD dr Murjani Sampit belakangan kembali mendapat sorotan setelah adanya keluhan keluarga pasien, bernama Siti Fathonah yang mengaku antreannya melalui aplikasi JKN online dibatalkan secara sepihak karena kuota penuh dan tidak bisa mendaftar di hari yang sama.
Siti itu kemudian bertanya pada petugas informasi dan dijawab bahwa ada pembaharuan sistem setiap tiga hari sekali lantaran ada pergantian dokter dan ada kebijakan bahwa pasien minimal harus mendaftar tiga hari sebelum waktu periksa.
Jawaban tersebut, tidak begitu saja diterima oleh Siti, sebab menurutnya apapun alasannya pelayanan kesehatan harus berjalan dan pasien yang sakit harus segera ditangani. Kejadian ini pun viral di media sosial dan tak sedikit warganet yang mengkritik kualitas pelayanan RSUD dr. Murjani Sampit.
Tak terkecuali legislator Kotim yang ikut menyoroti polemik ini. Rudianur meyakini selagi pimpinan di rumah sakit bisa bersikap tegas maka mewujudkan pelayanan yang berkualitas bukan hal yang sulit.
Terlebih, sumber daya manusia (SDM) di RSUD dr. Murjani Sampit adalah orang-orang dengan pendidikan yang lumayan tinggi dan seharusnya lebih mudah dalam memahami dan menjalankan suatu kebijakan.
Baca juga: Empat komisi DPRD Kotawaringin Timur dibentuk
“SDM di rumah sakit kan lumayan. Selain itu, ketika orang-orang yang sekolah di bidang kesehatan menyangkut pelayanan biasanya juga sudah dibina untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat,” ujarnya.
Ia juga sempat mendengar alasan bahwa kejadian yang berujung kritikan dari masyarakat ini disebabkan pegawai di rumah sakit kelelahan. Namun, menurut Rudianur hal itu jelas bukan alasan.
Manajemen rumah sakit harusnya sudah mengantisipasi hal tersebut dengan menempatkan petugas secara bergantian atau sistem shift, bukan berarti orang yang sudah kelelahan dipaksa untuk terus bekerja.
Selain itu, ia juga menyinggung terkait posisi direktur RSUD dr Murjani Sampit yang kini diisi oleh Pelaksana Tugas (Plt) yang baru. Menurutnya dengan penggantian Plt ini, maka Plt yang baru seharusnya mempunyai target agar pelayanan menjadi lebih baik dari pelaksana tugas sebelumnya.
Kendati ia juga memaklumi bahwa dalam suatu instansi yang bergerak di bidang pelayanan maka kritikan itu akan selalu ada dan tidak semua bisa diakomodir. Namun, hal ini jangan sampai menjadi alasan atau pembenaran dari setiap kritikan yang diterima.
Kader Partai Golongan Karya ini juga membeberkan, bahwa salah satu catatan dari evaluasi yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah pelayanan rumah sakit yang belum maksimal. Hal ini seharusnya menjadi trigger atau dorongan untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
“Harapan kami direktur definitif bisa segera ditetapkan, karena dengan demikian mungkin dia bisa merasa lebih bertanggung jawab dalam memaksimalkan pelayanan di rumah sakit,” demikian Rudianur.
Baca juga: Pimpinan definitif DPRD Kotim resmi dilantik, siap terima kritikan dan saran
Baca juga: DPRD soroti dugaan beasiswa dinikmati warga luar Kotim
Baca juga: DPRD jembatani aspirasi Ikatan Pelajar Mahasiswa Kotim dan Pemda