BPBD: 180 kejadian karhutla di Palangka Raya sejak Januari-Oktober 2024

id BPBD Kota Palangka Raya ,Karhutla ,Heri Fauzi,TRC,Relawan Karhutla

BPBD: 180 kejadian karhutla di Palangka Raya sejak Januari-Oktober 2024

Pemadaman karhutla yang terjadi di wilayah Kota Palangka Raya beberapa waktu yang lalu. ANTARA/Adi Wibowo

Palangka Raya (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah mencatat bahwa sejak Januari hingga Oktober 2024, telah terjadi 180 kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah tersebut.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Palangka Raya Heri Fauzi, Rabu, mengatakan dari total 180 kejadian, Kecamatan Jekan Raya menjadi daerah terbanyak terjadi karhutla yakni 133 kejadian, Pahandut 13 kejadian, Sebangau 26 dan Bukit Batu 9 kejadian.

"Dari 180 kejadian tersebut lahan dan hutan yang terbakar seluas 71,11 hektare yang terbakar. Semua lahan yang terbakar dapat dipadamkan oleh tim dari BPBD dan relawan yang mereka bina," kata Heri Fauzi.  

Penanganan kebakaran lahan ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah, terutama dalam upaya meminimalisir dampak lingkungan dan kesehatan masyarakat.

BPBD bekerja sama dengan relawan dan tim pemantauan untuk melakukan patroli di kawasan yang rawan terbakar. Meskipun saat ini Kota Palangka Raya masih mengalami hujan, kewaspadaan tetap dijaga.

"Kami terus melakukan pemantauan untuk mengantisipasi potensi kebakaran yang masih mungkin terjadi," ujar Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan.

Ditambahkan Heri Fauzi, pada hari ini saja ada terjadi kebakaran di Jalan Perintis Kelurahan Pahandut. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD bersama relawan melakukan penanganan dan pemadaman di lokasi tersebut.

Kebakaran yang melanda area seluas 0,19 hektare tersebut berhasil dipadamkan melalui kerja sama yang efektif antara tim pemadam kebakaran dan relawan.

Baca juga: Disdik Palangka Raya minta warga segera laporkan jika menemukan pungli

Lokasi kebakaran di Pahandut tersebut menunjukkan indikasi kesengajaan, dengan lahan yang terbakar merupakan bekas tebasan yang sebelumnya dibersihkan.

"Kondisi lahan ini sangat rentan terbakar karena pohon dan rumput yang mengering," jelasnya.

BPBD Kota Palangka Raya mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dan tidak melakukan pembakaran lahan sembarangan, terutama mengingat potensi kebakaran hutan dan lahan masih cukup tinggi terjadi.

Baca juga: BPBD Kota Palangka Raya pantau debit air sungai di musim hujan

Baca juga: Pasar murah di Palangka Raya sasar rumah tangga miskin

Baca juga: 57 tenaga honor DPUPR Barut ikuti tes CPNS di Palangka Raya dan Banjarbaru