Muara Teweh (ANTARA) - Penjabat Bupati Barito Utara, Muhlis berkomitmen untuk menjadikan Musrenbang RKPD sebagai momentum memperkuat sinergi antara pemerintah kabupaten dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, dalam menyusun perencanaan pembangunan yang berorientasi pada kepentingan masyarakat.
“Partisipasi aktif dalam musrenbang ini menjadi sangat penting bagi kami, agar arah pembangunan di Barito Utara dapat sejalan dan terintegrasi dengan rencana pembangunan provinsi, khususnya dalam mendukung prioritas nasional menuju Indonesia Emas 2045,” kata Muhlis di Palangka Raya, Kamis.
Hal itu disampaikan Muhlis usai menghadiri Musrenbang RKPD Provinsi Kalteng 2026 yang dibuka Gubernur Kalteng Agustiar Sabran dan dihadiri oleh sejumlah pejabat lainnya termasuk Wakil Menteri Dalam Negeri Ribka Haluk, Wakil Gubernur Kalteng Edi Pratowo, anggota DPD RI dapil Kalteng, Ketua DPRD Kalteng, Forkopimda, Bupati/Wali Kota se-Kalteng, serta Kepala OPD dan Bapperida kabupaten/kota se-Kalteng.
Kehadiran seluruh pemangku kepentingan dalam Musrenbang ini diharapkan mampu menghasilkan rencana pembangunan yang lebih terarah, inklusif, dan berkelanjutan bagi seluruh wilayah Kalteng.
Gubernur Kalteng Agustiar Sabran menegaskan pentingnya sinergitas pembangunan antarwilayah di Kalteng, sebagai bagian dari penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029 yang sejalan dengan visi dan misi kepala daerah terpilih periode 2025–2030.
“Visi kami selaku Gubernur Kalteng, yaitu mengangkat harkat martabat khususnya masyarakat Dayak dan umumnya masyarakat Kalteng (Manggatang Utus), dengan spirit kearifan lokal dalam bingkai NKRI menuju Kalteng Berkah, Kalteng Maju, Kalteng Bermartabat untuk menyambut Indonesia Emas 2045," ucap dia.
Lebih lanjut, Gubernur menjelaskan arah pembangunan Kalteng dibagi menjadi tiga zona berdasarkan potensi wilayah. Zona Timur difokuskan pada hilirisasi pangan dan energi baru-terbarukan, serta menjadi mitra strategis pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Zona Tengah diarahkan menjadi pusat perdagangan, pariwisata, riset, dan pendidikan. Sedangkan Zona Barat menjadi pusat hilirisasi SDA, industri, perdagangan besar, dan konservasi berkelanjutan," ujar Agustiar Sabran.