Peningkatan pengangguran intelektual di Kotim perlu solusi

id Peningkatan pengangguran intelektual di Kotim perlu solusi,KNPI,Kotawaringin Timur,Kotim,Sampit

Peningkatan pengangguran intelektual di Kotim perlu solusi

Ketua KNPI Kotim Endra Rosana (kanan) dan Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur Halikinnor (batik hitam merah) saat pembukaan diskusi tentang ketenagakerjaan di ikon Jelawat, Jumat (27/9/2019). ANTARA/Norjani

Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah diminta mengantisipasi terus meningkatnya angka pengangguran, terlebih pengangguran intelektual atau lulusan perguruan tinggi.

"Pengangguran intelektual semakin banyak. Ini perlu menjadi perhatian untuk dicarikan solusinya. Kalau tidak diarahkan, khawatirnya bisa bahaya karena pintar semua, sementara lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah sarjana yang terus bertambah," kata Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kotawaringin Timur Endra Rosana saat pembukaan diskusi tentang ketenagakerjaan di Sampit, Jumat.

Diskusi yang digelar di tempat terbuka yaitu di objek wisata ikon Jelawat ini dihadiri puluhan peserta dari kalangan pelajar, mahasiswa dan organisasi kepemudaan. Acara ini merupakan rangkaian pelantikan pengurus DPD KNPI Kotawaringin Timur yang pelantikannya sudah digelar Kamis (26/9) di lokasi yang sama.

Selain Endra, hadir sebagai narasumber yaitu pejabat dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kotawaringin Timur, perwakilan perusahaan besar swasta kelapa sawit dan pengusaha muda yang juga anggota DPRD Kotawaringin Timur Riskon Fabiansyah.

Endra mengatakan, KNPI sangat konsen terhadap masalah ketenagakerjaan karena kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat dan masalah yang banyak dihadapi generasi muda. Untuk itulah KNPI terus berupaya membantu pemerintah dalam mencarikan solusinya, termasuk menggelar diskusi untuk mempertemukan pihak-pihak berkaitan agar menjalin sinergitas.

Menurut Endra, pihaknya sudah berdiskusi dengan pimpinan sejumlah perguruan tinggi di Kotawaringin Timur. Hasilnya disimpulkan bahwa lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah sarjana yang mencari kerja.

Namun Endra mengakui, hal ini tidak sepenuhnya terkait ketersediaan lapangan kerja, tetapi juga menyangkut mental generasi muda. Banyak yang hanya berharap menjadi pegawai negeri sipil atau bekerja di kantoran padahal peluang usaha dengan berwiraswasta masih terbuka lebar.

Tidak sedikit pula yang memilih menjadi pegawai honor dengan gaji antara Rp500.000 hingga Rp1 juta hanya karena ingin tetap tinggal di kota, padahal ada lowongan pekerjaan dengan gaji lebih besar meski harus berasal di pelosok. Hal itu terkait masalah mental pencari kerja yang umumnya enggan bekerja jauh dari kota.

KNPI Kotawaringin Timur melakukan berbagai cara untuk mencarikan solusi terkait masalah ini. Selain menggandeng dan membina pelaku usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM, KNPI juga bersinergi dengan pemerintah daerah serta sektor dunia usaha.

KNPI sudah membuat nota kesepahaman dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kotawaringin Timur terkait upaya-upaya di bidang ketenagakerjaan. KNPI siap menjadi penyalur dengan tujuan memfasilitasi tenaga kerja dengan perusahaan selalu pihak yang membutuhkan tenaga kerja.

"Kami akan menggelar "Job Fair" untuk memfasilitasi perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja dengan masyarakat yang mencari kerja. Kami berharap langkah ini didukung semua pihak sehingga secara perlahan kita bisa mengatasi masalah ini," harap Endra.

Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur Halikinnor juga mengaku prihatin dengan banyaknya pengangguran intelektual. Namun dia mengatakan bahwa pemerintah daerah terus berupaya menekan angka pengangguran, diantaranya memperbanyak pelatihan keterampilan kerja dan bersinergi dengan sektor swasta.

Baca juga: Egoisme kaum tua hambat kemajuan kaum muda, kata Ketua KNPI Kalteng

"Kami tentu berharap perusahaan besar swasta seperti perkebunan kelapa sawit untuk memprioritaskan tenaga kerja lokal. Tapi di satu sisi, masyarakat kita juga harus lebih kreatif menangkap berbagai peluang yang ada. Jangan hanya berharap menjadi pegawai negeri karena itu sangat terbatas," kata Halikinnor.

Halikinnor mengapresiasi terobosan yang dilakukan KNPI Kotawaringin Timur dalam mengupayakan solusi mengurangi angka pengangguran. Sinergitas semua pihak diyakini akan mampu mengoptimalkan upaya yang dilakukan dalam menanggulangi pengangguran.

Pemerintah daerah juga akan memperbanyak pelatihan kerja dengan bidang-bidang yang memang dibutuhkan oleh pasar kerja. Masyarakat, khususnya generasi muda atau generasi milenial juga diajak untuk berani berwirausaha karena peluangnya masih sangat besar.