Roadmap pengembangan karet diharapkan jadi solusi masalah rantai bisnis karet

id masalah rantai bisnis karet,Roadmap pengembangan karet , solusi masalah rantai bisnis karet,dprd gunung mas

Roadmap pengembangan karet diharapkan jadi solusi masalah rantai bisnis karet

(Dari kiri) Anggota DPRD Kabupaten Gunung Mas Lily Rusnikasi dan Nomi Aprilia saat mengikuti rapat paripurna, di ruang rapat paripurna DPRD setempat, baru-baru ini. (ANTARA/Chandra)

Kuala Kurun (ANTARA) - Anggota DPRD Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah Lily Rusnikasi berharap roadmap pengembangan karet dapat menjadi solusi dalam menyelesaikan permasalahan rantai bisnis karet di wilayah itu.

“Konsultan dengan difasiltasi pemkab telah menyusun roadmap pengembangan karet. Saya harap itu dapat menjadi solusi dalam menyelesaikan permasalahan bisnis karet, sehingga produksi karet di wilayah ini dapat meningkat,” ucapnya saat dihubungi dari Kuala Kurun, Selasa.

Legislator yang berasal dari daerah pemilihan I yang meliputi Kecamatan Sepang, Mihing Raya dan Kurun ini mengatakan, karet merupakan produk perkebunan terbanyak yang dimiliki oleh masyarakat di wilayah setempat.

Oleh sebab itu, diharapkan roadmap pengembangan karet yang telah disusun dapat menjadi solusi bagi para petani karet yang dalam beberapa tahun terakhir menghadapi tekanan, terutama pada harga beli karet.

Baca juga: Luas lahan dan produksi karet di Gumas alami penurunan dan stagnasi

“Masyarakat di Kabupaten Gunung Mas sebagian besar memiliki kebun karet, jadi modal awalnya sudah ada. Itu yang harus kita manfaatkan,” beber politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini.

Menurutnya, jika ingin memulai usaha di bidang lain, tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit serta waktu yang relatif lama. Untuk itu, dia berharap roadmap tersebut dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi petani karet.

“Intinya, roadmap harus diterapkan agar dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi petani karet, sehingga kesejahteraan petani karet meningkat,” kata perempuan kelahiran Desa Tewang Pajangan, Kecamatan Kurun ini.

Sebelumnya, Kabid Ekonomi, Sosial dan Budaya pada BP3D Kabupaten Gunung Mas Iis Yukensi mengatakan, berdasarkan tren perkembangan tiga tahun terakhir, luas tanaman perkebunan rakyat dan produksi perkebunan karet rakyat di kabupaten itu mengalami penurunan dan stagnasi.

Baca juga: Pemkab Pulang Pisau gandeng swasta perbaiki tata niaga karet

Pada tahun 2016, luas areal 118.772 hektare dengan produksi 20.405 ton, tahun 2017 luas areal 68.367 hektare dengan produksi 20.382 ton, tahun 2018 luas areal 68.372 hektare dengan produksi 20.285 ton.

Dikatakan, dalam fase siklus hidup produk, kondisi yang ada menggambarkan perkembangan karet berada pada fase kedewasaan dan pada tingkat dewasa, namun cenderung menurun. Apabila dibiarkan, maka akan masuk pada tahap penurunan.

Dengan kondisi dan data yang ada, BP3D Kabupaten Gumas bekerjasama dengan beberapa pihak mencoba membuat sebuah roadmap sebagai langkah awal pada tataran strategi kebijakan, sebagai bahan rujukan maupun rekomendasi kepada kepala daerah.

“Rancangan final roadmap akan dipresentasikan ke kepala daerah. Diharapkan ini menjadi solusi permasalahan rantai bisnis karet yang selama ini belum terurai dan menjadi pintu masuk dalam membangun kebijakan terkait,” demikian Iis.

Baca juga: Produksi karet diprediksi turun hingga akhir tahun

Baca juga: Kapal bermuatan karet tujuan Pontianak tenggelam di perairan Kotim

Baca juga: Mengolah biji karet jadi tempe