Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah diminta menyediakan angkutan yang layak bagi pelajar di kecamatan untuk memudahkan mereka ke sekolah dengan aman dan nyaman.
"Seperti di Kecamatan Cempaga, pelajar di sana sangat membutuhkan angkutan yang mencukupi, layak dan laik sesuai aturan keselamatan. Pemerintah kabupaten harus memperhatikan ini karena dampaknya tidak hanya terkait kemudahan mengakses pendidikan, tetapi juga demi keselamatan," kata anggota Fraksi Golkar DPRD Kotawaringin Timur Muhammad Arsyad di Sampit, Minggu.
Saat reses perseorangan ke daerah pemilihannya di daerah pemilihan 4 meliputi Kecamatan Cempaga Hulu, Cempaga, Kota Besi dan Telawang, Arsyad banyak menerima usulan warga agar pemerintah daerah menyediakan angkutan pelajar yang memadai.
Arsyad yakin aspirasi yang disampaikan masyarakat Kecamatan Cempaga itu juga menjadi gambaran harapan para orangtua pelajar di kecamatan lainnya. Mereka berharap ada angkutan yang memadai dan laik keselamatan agar anak mereka bisa pergi dan pulang sekolah dengan nyaman.
Angkutan khusus pelajar dibutuhkan karena tidak semua orangtua mempunyai sepeda motor untuk mengantar anak mereka sekolah, sementara wilayah Kotawaringin Timur cukup luas sehingga jarak sekolah terkadang cukup jauh dari desa lainnya.
Selain itu, membiarkan pelajar mengendarai sepeda motor sendiri juga merupakan kesalahan. Selain melanggar aturan lalu lintas, hal itu juga sangat berisiko terjadi kecelakaan karena dikhawatirkan tidak hati-hati atau malah ugal-ugalan.
Baca juga: Sarana air bersih sangat dibutuhkan masyarakat Kotim
Menurut anggota Komisi II ini, saat ini ada kecamatan yang sudah memiliki angkutan pelajar, namun kondisinya sudah memprihatinkan. Selain belum tentu laik keselamatan karena berupa truk yang dimodifikasi menjadi angkutan penumpang, kendaraan tersebut juga sudah tidak memadai.
Terbatasnya jumlah armada membuat pelajar harus berdesakan di kendaraan yang tidak laik keselamatan tersebut. Selain tidak nyaman, kondisi itu rawan terjadi pelecehan seksual karena laki-laki dan perempuan berdesakan.
Penyediaan angkutan pelajar ini juga untuk mendukung program pemerintah untuk mengurangi angka putus sekolah. Bukan tidak mungkin banyak anak berhenti sekolah karena terkendala jarak tempat tinggal yang jauh dari sekolah, sementara mereka tidak mempunyai kendaraan sendiri.
Baca juga: Pemkab Kotim diminta kelola bonus demografi penduduk
Arsyad berharap ini menjadi perhatian serius pemerintah dengan mengalokasikan pengadaan armada angkutan pelajar tersebut dalam APBD. Jika anggaran belum memungkinkan, ada solusi lain yakni meminta bantuan perusahaan besar swasta melalui program corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan yang memang wajib dilaksanakan oleh setiap perusahaan.
"Itu bukan perkara sulit bagi perusahaan. Ini bisa lebih cepat. Jangan sampai terjadi musibah, baru kita mengambil langkah. Makanya mulai sekarang kita cepat tanggap, paling tidak memfasilitasi untuk meminta sumbangan kepada pihak ketiga," ujar Arsyad.
Politisi yang berlatar belakang jurnalis dan pernah memimpin perusahaan surat kabar terbesar di Kotawaringin Timur ini menambahkan, Komisi II akan mengundang pemerintah dan investor untuk mencari solusi masalah ini.
Baca juga: Tampil kompak, Bupati Kotim dan dua bakal calon bupati jadi perhatian