Pemkot-Kodim Palangka Raya lakukan rapid test massal pedagang Pasar Besar
Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Kota Palangka Raya bersama Kodim 1016/Palangka Raya melakukan rapid test massal pedagang di Pasar Besar dan warga yang ada di pasar.
Rapid test dengan target 5.000 orang di berbagai lokasi di Palangka Raya Ibu kota Provinsi Kalteng, kata Dandim 1016 Palangka Raya, Letkol Inf I Gede Putra Yasa di Palangka Raya, Jumat.
Hari pertama rapid test pada Kamis (21/5) dilakukan terhadap 68 orang terdiri dari pedagang, masyarakat sekitar pasar dan warga lain seperti tukang ojek daring.
"Dari 68 yang ikut rapit test diketahui 14 orang reaktif. Sementara untuk hari ini kita targetkan 30-40 orang rapit. Sementara besok dari Dinkes kota yang akan dilaksanakan di makodim menargetkan 100 orang rapit tes. Hasilnya akan kita informasikan menyusul," katanya.
Baca juga: Enam pedagang Pasar Besar Palangka Raya positif COVID-19
Pernyataan itu diungkapkan Dandim 1016/Plk didampingi Ketua Harian Tim Gugus Tugas Percepatan Penangan COVID-19 Kota Palangka Raya, Emi Abriyani disela pelaksanaan rapit tes di halaman makodim setempat.
Berdasar pantauan, banyak masyarakat antusias mengikuti rapit tes tersebut. Namun demikian, pelaksanaan rapit tes juga tetap menerapkan protokol kesehatan seperti mewajibkan cuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak antrean.
Bahkan antara petugas kesehatan dan masyarakat yang melaksanakan rapit tes juga diberi pembatas berupa plastik transparan sebagai antisipasi paparan COVID-19. Seperti diketahi bahwa sampai saat ini terdapat enam pedagang di Pasar Besar Palangka Raya yang positif terjangkit virus dari Wuhan, China itu.
Kondisi tersebut menjadi pusat perhatian Pemerintah Kota Palangka Raya yang mana aktivitas Pasar Besar itu berpotensi menjadi kluster baru transmisi lokal pemularan COVID-19.
Baca juga: Diwacanakan masuk wilayah Kotim wajib rapid test
Ketua Harian Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Palangka Raya, Emi Abriyani pun mengakui bahwa masih ada sejumlah pedangang dan masyarakat yang membandel dengan mengabaikan protokol kesehatan saat berada di luar rumah.
"Apalagi, mendekati akhir Ramadhan dan mendekati Idul Fitri ini banyak masyarakat berbondong-bondong berbelanja namun mengabaikan protokol kesehatan. Padahal petugas tim gugus terus melakukan sosialisasi," katanya.
Untuk itu pihaknya kemudian menyusun sejumlah strategi meminimalkan potensi transmisi COVID-19 yang ditularakan melalui aktivitas perdagangan di Pasar Besar Palangka Raya.
Baca juga: Rapid test ulang, pasien Klinik Tirta menunjukan non reaktif
"Pertama akan dibuat rekayasa arus lalu lintas, dibuat jalur masuk dan jalur keluar keluar dijaga oleh petugas gugus COVID. Parkir dibuat di luar jalur masuk pasar dan pembeli diatur untuk masuk pasar sesuai dengan protokol kesehatan," katanya.
Kemudian pedagang yang berjualan di Jalan Jawa dan Jalan Lombok komplek Pasar Besar akan dipindahkan ke Jalan A . Yani depan Kodim 1016 Palangka Raya. Juga akan ada pengalihan beberapa check poin yang tidak efisien untuk perkuatan Pasar Besar dan Pos Lintas Batas (Libas) serta kelurahan-kelurahan yang pergerakan warganya cukup tinggi.
Baca juga: 129 orang reaktif hasil rapid test di enam pasar Banjarmasin
Baca juga: Sebanyak 1.000 orang ikuti uji cepat COVID-19 gratis
Baca juga: Hasil 'rapid test' pejabat Barito Utara negatif
Rapid test dengan target 5.000 orang di berbagai lokasi di Palangka Raya Ibu kota Provinsi Kalteng, kata Dandim 1016 Palangka Raya, Letkol Inf I Gede Putra Yasa di Palangka Raya, Jumat.
Hari pertama rapid test pada Kamis (21/5) dilakukan terhadap 68 orang terdiri dari pedagang, masyarakat sekitar pasar dan warga lain seperti tukang ojek daring.
"Dari 68 yang ikut rapit test diketahui 14 orang reaktif. Sementara untuk hari ini kita targetkan 30-40 orang rapit. Sementara besok dari Dinkes kota yang akan dilaksanakan di makodim menargetkan 100 orang rapit tes. Hasilnya akan kita informasikan menyusul," katanya.
Baca juga: Enam pedagang Pasar Besar Palangka Raya positif COVID-19
Pernyataan itu diungkapkan Dandim 1016/Plk didampingi Ketua Harian Tim Gugus Tugas Percepatan Penangan COVID-19 Kota Palangka Raya, Emi Abriyani disela pelaksanaan rapit tes di halaman makodim setempat.
Berdasar pantauan, banyak masyarakat antusias mengikuti rapit tes tersebut. Namun demikian, pelaksanaan rapit tes juga tetap menerapkan protokol kesehatan seperti mewajibkan cuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak antrean.
Bahkan antara petugas kesehatan dan masyarakat yang melaksanakan rapit tes juga diberi pembatas berupa plastik transparan sebagai antisipasi paparan COVID-19. Seperti diketahi bahwa sampai saat ini terdapat enam pedagang di Pasar Besar Palangka Raya yang positif terjangkit virus dari Wuhan, China itu.
Kondisi tersebut menjadi pusat perhatian Pemerintah Kota Palangka Raya yang mana aktivitas Pasar Besar itu berpotensi menjadi kluster baru transmisi lokal pemularan COVID-19.
Baca juga: Diwacanakan masuk wilayah Kotim wajib rapid test
Ketua Harian Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Palangka Raya, Emi Abriyani pun mengakui bahwa masih ada sejumlah pedangang dan masyarakat yang membandel dengan mengabaikan protokol kesehatan saat berada di luar rumah.
"Apalagi, mendekati akhir Ramadhan dan mendekati Idul Fitri ini banyak masyarakat berbondong-bondong berbelanja namun mengabaikan protokol kesehatan. Padahal petugas tim gugus terus melakukan sosialisasi," katanya.
Untuk itu pihaknya kemudian menyusun sejumlah strategi meminimalkan potensi transmisi COVID-19 yang ditularakan melalui aktivitas perdagangan di Pasar Besar Palangka Raya.
Baca juga: Rapid test ulang, pasien Klinik Tirta menunjukan non reaktif
"Pertama akan dibuat rekayasa arus lalu lintas, dibuat jalur masuk dan jalur keluar keluar dijaga oleh petugas gugus COVID. Parkir dibuat di luar jalur masuk pasar dan pembeli diatur untuk masuk pasar sesuai dengan protokol kesehatan," katanya.
Kemudian pedagang yang berjualan di Jalan Jawa dan Jalan Lombok komplek Pasar Besar akan dipindahkan ke Jalan A . Yani depan Kodim 1016 Palangka Raya. Juga akan ada pengalihan beberapa check poin yang tidak efisien untuk perkuatan Pasar Besar dan Pos Lintas Batas (Libas) serta kelurahan-kelurahan yang pergerakan warganya cukup tinggi.
Baca juga: 129 orang reaktif hasil rapid test di enam pasar Banjarmasin
Baca juga: Sebanyak 1.000 orang ikuti uji cepat COVID-19 gratis
Baca juga: Hasil 'rapid test' pejabat Barito Utara negatif