Buntok (ANTARA) - Jumlah hotspot atau titik panas yang terpantau di wilayah Barito Selatan, Kalimantan Tengah hampir 60 titik namun diyakini bukan kebakaran hutan dan lahan.
"Berdasarkan hasil pemantauan titik panas tersebut konfidennya masih rendah dan bukan kebakaran hutan dan lahan, melainkan akibat pantulan cahaya matahari dari kaca dan atap seng rumah penduduk," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Barito Selatan, Alip Suraya, di Buntok, Rabu.
Ia mengatakan, jika jumlah titik panas yang terpantau di bawah 60 titik, biasanya belum ada kejadian kebakaran lahan. Jika jumlah titik panas yang terpantau sudah mencapai 100 titik maka patut diduga yang terpantau itu merupakan kebakaran lahan.
Meskipun demikian, pihaknya tetap waspada dan telah melakukan sejumlah persiapan dalam menghadapi karhutla, termasuk menetapkan status siaga bencana yang rencananya akan ditetapkan pada minggu depan.
Alip mengatakan, penetapan status siaga bencana tersebut berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada akhir Juli hingga September 2020 mendatang di wilayah Barito Selatan diperkirakan akan terjadi kemarau.
BPBD Barito Selatan nantinya akan menjalin kerjasama dengan Polres, Kodim 1012 Buntok, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), BMKG, Tagana, Manggala Agni, dan Pemadam Kebakaran untuk merapatkan barisan untuk memantapkan koordinasi.
Saat ini masing-masing instansi terkait sudah melakukan persiapan. Pihaknya juga secara rutin telah melakukan simulasi untuk mempersiapkan mental personel.
BPBD Barito Selatan juga akan melakukan koordinasi dengan Masyarakat Peduli Api (MPA) yang ada di sejumlah desa terutama di daerah rawan terjadi karhutla. MPA diharapkan berperan aktif menjaga desanya untuk mencegah dan menanggulangi bencana karhutla di desanya masing-masing.
Baca juga: Rekomendasi LKPj dari DPRD Barsel ingatkan Bupati terhadap sumpah jabatan
"Kita juga berharap kepada MPA agar bisa menyampaikan informasi kepada kita terkait di mana ada titik api, dan untuk operasionalnya bisa menggunakan Dana Desa (DD) sebagaimana seperti harapan bupati," ucapnya.
Alip Suraya menyampaikan, pihaknya juga akan melakukan patroli-patroli, sosialisasi serta penyuluhan kepada masyarakat supaya bisa melakukan pencegahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Dia mengimbau masyarakat membantu BPBD dengan berperan aktif dalam melakukan pencegahan terjadinya karhutla. Jika terjadi karhutla akan bisa rawan kabut asap yang bisa mengganggu kesehatan masyarakat.
"Kepada masyarakat juga diharapkan dapat memberikan informasi apabila ada titik api, supaya kita bisa dengan segera datang ke lokasi untuk memadamkan api," demikian Alip Suraya.
Baca juga: Gugus Tugas Barsel diingatkan tentang peningkatan RT penyebaran COVID-19
Baca juga: Tahapan Pilgub Kalteng mulai disosialisasikan di Barsel
Berita Terkait
BPBD Kotim petakan titik rawan banjir untuk distribusi logistik pilkada
Jumat, 22 November 2024 17:36 Wib
Strategi tepat bawa timnas Jerman bangkit dari titik terendah
Kamis, 14 November 2024 20:32 Wib
Berikut penjelasan lokasi tes CPNS Barut dipindah ke Palangka Raya dan Banjarbaru
Rabu, 16 Oktober 2024 6:55 Wib
KPU Kotim atur 418 titik pemasangan APK selama masa kampanye
Jumat, 4 Oktober 2024 17:45 Wib
Pacu literasi masyarakat, Pj Bupati Gumas luncurkan Tugu Titik Baca
Rabu, 25 September 2024 14:16 Wib
BPBD akui titik api di Kotim mulai bermunculan
Minggu, 14 Juli 2024 20:33 Wib
Tim PDKB PLN sukses rawat 253 titik infrastruktur kelistrikan tanpa padam
Selasa, 2 Juli 2024 14:34 Wib
DPRD Gumas minta PBS tempatkan alat berat di titik rawan macet
Senin, 1 Juli 2024 19:16 Wib