UKM Tumbang Talaken Gumas hasilkan berbagai produk kerajinan tangan

id UKM Tumbang Talaken Gumas,gunung mas,UKM Tumbang Talaken Gumas hasilkan berbagai produk kerajinan tangan,Lurah Tumbang Talaken Gusti Ray Novhandha

UKM Tumbang Talaken Gumas hasilkan berbagai produk kerajinan tangan

(Dari kanan) Lurah Tumbang Talaken Gusti Ray Novhandha, pelaku UKM Sanunang, dan staf kelurahan Violina menunjukkan sebagian produk UKM Tumbang Talaken yang bisa dilihat di kantor kelurahan setempat, Senin (7/6/2021). (ANTARA/HO-Dokumentasi pribadi)

Kuala Kurun (ANTARA) - Pelaku usaha kecil menengah (UKM) yang tergabung dalam UKM Tumbang Talaken, Kelurahan Tumbang Talaken, Kecamatan Manuhing, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah memiliki berbagai produk kerajinan tangan, yang berpotensi menjadi produk unggulan daerah.

Lurah Tumbang Talaken Gusti Ray Novhandha saat dihubungi dari Kuala Kurun, Selasa mengatakan, UKM Tumbang Talaken merupakan perkumpulan yang dibentuk oleh pemerintah kelurahan, sebagai wadah bagi pelaku UKM di kelurahan setempat untuk mengembangkan usaha.

“Saat ini ada tujuh pelaku UKM yang bergabung dengan UKM Tumbang Talaken. Mereka menghasilkan berbagai produk kerajinan tangan, yang berpotensi menjadi produk unggulan daerah,” ucap perempuan yang akrab disapa Icha ini.

Dia menyebut, tujuh pelaku UKM yang bergabung dengan UKM Tumbang Talaken adalah Dagon, Djutai, Emawati, Kade, Luse, Marce, dan Sanunang. Usia mereka beragam, mulai 40 hingga masuk kategori lanjut usia.

Baca juga: Bupati Gumas minta tokoh adat dukung perubahan raperda

Dagon, tutur dia, merupakan pembuat sendok, cobek dan lesung dari kayu ulin. Sendok, cobek dan lesung yang bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari tersebut dipatok dengan harga Rp25 ribu hingga Rp500 ribu.

Djutai merupakan pembuat sarung parang yang cocok sebagai cendera mata, dengan harga mulai dari Rp250 ribu hingga Rp350 ribu. Emawati merupakan pengrajin rotan yang membuat keranjang berbahan purun, dengan harga Rp50 ribu hingga Rp300 ribu. Emawati juga bisa membuat tikar berbahan rotan dan purun, dengan harga Rp50 ribu sampai Rp300 ribu.

“Kade merupakan pembuat sendok nasi berbahan kayu ulin dan cobek berbahan kayu. Untuk sendok nasi dipatok dengan harga Rp 25 ribu hingga Rp80 ribu, dan cobek kayu dipatok dengan harga Rp250 ribu hingga Rp300 ribu,” paparnya.

Luse merupakan pembuat bakul berbahan rotan,  dengan harga Rp200 ribu hingga Rp300 ribu. Sedangkan Sanunang merupakan pengrajin kayu tepatnya pembuat perahu dengan harga Rp5,5 juta.

Selain membuat perahu, Sanunang juga membuat miniatur perahu berbahan kayu meranti, yang cocok untuk dijadikan cendera mata. Harga yang dipatok untuk miniatur perahu senilai Rp300 ribu.

Baca juga: PBS akan perbaiki jalan rusak Bukit Liti -- Kuala Kurun

Saat ini, tutur dia, sebagian produk UKM Tumbang Talaken dipajang di kantor kelurahan setempat, agar dapat dilihat oleh masyarakat umum dan tamu yang datang ke kantor tersebut.

“Bagi masyarakat yang ingin membeli produk-produk UKM Tumbang Talaken dapat menghubungi nomor 0852 5117 4009 atau langsung datang ke kantor Kelurahan Tumbang Talaken,” beber Icha.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa sejumlah pelaku UKM juga telah menyatakan diri akan bergabung dengan UKM Tumbang Talaken. Pelaku UKM tersebut merupakan pengrajin akrilik.

Dia pun mengajak pelaku UKM yang ada di Kelurahan Tumbang Talaken agar bergabung dengan UKM Tumbang Talaken. Sebab, nantinya pemerintah kelurahan akan membina pelaku UKM yang bergabung di perkumpulan tersebut.

Pelatihan, sambung dia, akan dilakukan oleh Pemerintah Kelurahan Tumbang Talaken, untuk meningkatkan kualitas pengrajin melalui berbagai pelatihan. Pengrajin juga akan diarahkan untuk menggunakan bahan yang ramah lingkungan.

“UMK Tumbang Talaken bertujuan untuk membangkitkan gairah  pelaku ekonomi, seniman, dan pengrajin, serta menciptakan lapangan pekerjaan. Nantinya pemerintah dan pihak lainnya akan membantu pemasaran,” demikian Icha.

Baca juga: Bupati Gumas ajukan empat buah raperda

Baca juga: Laka tunggal motor bonceng tiga di Gumas, dua meninggal dunia

Baca juga: Tokoh adat di Gumas mengaku tenang beraktivitas usai ikuti vaksinasi COVID-19