RSUD Pulang Pisau targetkan naik ke tipe B dalam dua tahun

id RSUD Pulang Pisau targetkan naik ke tipe B dalam dua tahun, Kalteng, pulang pisau

RSUD Pulang Pisau targetkan naik ke tipe B dalam dua tahun

Direktur RSUD Kabupaten Pulang Pisau, dr Muliyanto Budihardjo. ANTARA/Adi Waskito 

Pulang Pisau (ANTARA) - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah dr Muliyanto Budihardjo menargetkan rumah sakit setempat bisa naik kelas tipe B dalam dua tahun ke depan. 

“Dalam dua tahun kita bisa mencapai target tersebut disertai pemenuhan penilaian indikator dengan didukung peningkatan fasilitas dan sarana penunjang lainnya,” kata Muliyanto di Pulang Pisau, Selasa. 

Fasilitas yang mulai dipersiapkan salah satunya adalah Trauma Centre di RSUD Pulang Pisau. Fasilitas ini sudah menjadi kebutuhan, didasari angka kasus kecelakaan yang cukup tinggi di ruas Jalan Trans Kalimantan kabupaten setempat. 

Selain itu pemenuhan tenaga dokter spesialis juga menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi. Diantaranya dokter spesialis mata, spesialis telinga, hidung dan tenggorokan (THT), dan spesialis kulit dan kelamin. Pemenuhan tenaga dokter tersebut menjadi syarat yang harus dipenuhi. 

Saat ini, terang Muliyanto, RSUD Pulang Pisau telah memiliki tiga dokter spesialis penyakit dalam dan beberapa dokter lain seperti dokter anak dan dokter gigi dan lainnya. Meski target untuk mewujudkan rumah sakit tipe B semua ini cukup berat. 

Baca juga: Banjir genangi satu kilometer ruas jalan Trans Kalimantan Pulang Pisau

Dirinya optimis dengan didukung pemerintah setempat, DPRD, semua tim di RSUD, awak media, dan seluruh masyarakat, target tersebut bisa diwujudkan dalam dua tahun ke depan. Terkait dengan penanganan pasien COVID-19 yang menjadi bagian pelayanan yang diberikan RSUD Pulang Pisau, Muliyanto mengungkapkan hal ini menjadi tetap menjadi perhatian. 

Menurutnya, untuk fasilitas penanganan pasien COVID-19, pihaknya berusaha untuk memberikan penanganan yang terbaik kepada pasien. 

“Kasus COVID-19 pada grafik tertinggi terjadi pada akhir bulan Juli lalu, untuk saat ini grafik sudah melandai. Meski demikian masyarakat tetap diminta untuk mematuhi protokol kesehatan,” ucap Muliyanto.

Tingginya kasus kematian yang terjadi beberapa waktu lalu, Muliyanto menjelaskan disebabkan beberapa faktor. Selain pasien memiliki penyakit bawaan atau komorbid, hampir rata-rata pasien terkonfirmasi positif yang meninggal dunia belum vaksinasi COVID-19. 

Baca juga: TPP guru non sertifikasi Pulang Pisau tunggu pencairan