"Kami meminta jaringan atau pipa air bersih PDAM dari instalasi di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang diupayakan agar segera tersambung hingga ke wilayah selatan sehingga bisa memasok air bersih, meski saat kemarau," kata Bunyamin saat rapat dengar pendapat dengan PDAM Tirta Mentaya, Selasa.
Bunyamin mengatakan, krisis air bersih selalu mengancam masyarakat di wilayah selatan, khususnya di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit, bahkan Pulau Hanaut yang berada di seberang.
Politisi Partai Amanat Nasional ini getol memperjuangkan ini karena dia merasakan sendiri kesulitan air bersih saat kemarau di daerah pemilihan yang diwakilinya tersebut.
Saat kemarau, sumur dan danau menjadi kering, sementara air sungai berasa asin akibat intrusi air laut. Kondisi diperparah karena saat kemarau curah hujan dipastikan sangat sedikit sehingga warga juga tidak bisa berharap cadangan air dari air hujan.
Saat kondisi semakin parah, warga bergantung pada pasokan air bersih bantuan pemerintah yang diambil dari PDAM di Sampit. Kondisi ini diharapkan bisa segera diatasi jika jaringan pipa PDAM sudah sampai ke kawasan selatan sehingga bisa mendistribusikan air bersih, meski saat kemarau.
Baca juga: DPRD Kotim sarankan PDAM tinjau kenaikan tarif
Menurut informasi yang didapat, kata Bunyamin, masih diperlukan pipa sejauh 30 kilometer untuk menjangkau wilayah selatan. Pihaknya berharap ini diperjuangkan karena ada sekitar 70.000 penduduk di wilayah selatan yang membutuhkan pasokan air bersih secara rutin
"Kami juga berharap petugas PDAM memeriksa meteran supaya pencatatan penggunaan air lebih akurat sehingga masyarakat tenang. Kenaikan tarif juga diharapkan disampaikan ke DPRD karena selama ini kami tidak bisa menjawab pertanyaan masyarakat karena kami memang tidak diberi tahu oleh manajemen PDAM," ujar Bunyamin.
Direktur PDAM Tirta Mentaya, Firdaus Herman Ranggan mengatakan, tahun ini ada bantuan dari pemerintah pusat melalui APBN. Pihaknya sudah mendapat informasi terkait bantuan itu rencananya diarahkan untuk melanjutkan pengembangan jaringan pipa ke wilayah selatan.
Diakuinya, terbatasnya dana pemerintah membuat perluasan jaringan air bersih ini dilakukan bertahap sesuai kemampuan keuangan setiap tahunnya. Terkait meteran air, hal itu juga menjadi perhatian pihaknya karena berpotensi menyebabkan kerugian bagi PDAM jika pencatatan penggunaan air tidak akurat.
"Kebocoran 35 persen itu salah satunya bisa akibat pembacaan alat yang sudah tidak akurat. Misalnya pemakaian 10 kubik, ternyata terbaca hanya 5 kubik. Saat sudah diperbaiki maka pelanggan kaget. Pengalaman kami, penggantian sekian persen meteran, terjadi peningkatan pendapatan. Ada program kami untuk mengganti meteran," demikian Firdaus Herman Ranggan.
Baca juga: Bupati Kotim minta KOK bantu meraih juara umum Porprov
Baca juga: Tiga ketua DPRD bertemu di Sampit