Bupati minta pemeriksaan di pintu masuk Kotim diperketat cegah lonjakan COVID-19
"Yang positif saat ini kan umumnya mereka yang datang dari perjalanan. Yang jelas di bandara dan pelabuhan itu kami minta diperketat pemeriksaannya. Kita juga perlu mewaspadai jalur darat,"
Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah Halikinnor meminta pemeriksaan di pintu masuk kabupaten ini diperketat untuk mencegah masuk dan melonjaknya penularan COVID-19.
"Yang positif saat ini kan umumnya mereka yang datang dari perjalanan. Yang jelas di bandara dan pelabuhan itu kami minta diperketat pemeriksaannya. Kita juga perlu mewaspadai jalur darat," kata Halikinnor di Sampit, Senin.
Data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 pada Senin siang, terdapat 19 kasus positif COVID-19. Jumlah itu terdiri dari 18 orang menjalani isolasi mandiri dan satu orang dirawat. Sementara itu pada Minggu (6/2) seorang pasien dirujuk ke rumah sakit di Surabaya atas permintaan pihak keluarga.
Pemerintah daerah membahas meningkatnya kembali kasus COVID-19 di daerah ini. Sejumlah langkah telah disiapkan dan dijalankan untuk penanganan dan pencegahan lonjakan penularan virus mematikan itu.
"Kita sudah persiapkan ruang penanganan isolasi. PPKM juga diaktifkan untuk memantau penderita yang menjalani isolasi mandiri. Saya minta kita semua tetap menjalankan protokol kesehatan,"
Kepala Dinas Kesehatan Umar Kaderi mengatakan, pihaknya terus melacak penularan COVID-19. Jika ada yang positif hasil pemeriksaan antigen maka akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan PCR.
Baca juga: Bupati Kotim kosongkan dua jabatan strategis
"Kita juga berharap vaksinasi lebih optimal. Stok vaksin saat ini sekitar 12.000 vial. Target sasaran anak SD juga dioptimalkan," kata Umar.
Dinas Kesehatan akan mengoptimalkan pencegahan dan penanganan COVID-19, apalagi anggaran yang dialokasikan dinilai cukup untuk satu tahun. Sayangnya Umar tidak menyebut total anggaran tersebut dengan alasan lupa.
Sementara itu disinggung kasus COVID-19 dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka, Umar menegaskan saat ini belum ada terjadi klaster.
"Belum ada klaster pendidikan tapi nanti kami akan ambil sampel di SD, SMP dan SMA. Kalau itu terjadi dan ada yang positif maka akan kami sampaikan kepada bupati untuk mungkin menghentikan sementara pembelajaran tatap muka," demikian Umar Kaderi.
Baca juga: Dinas Perdagangan Kotim diminta rutin pantau harga kebutuhan pokok
Baca juga: Diskominfo Kotim kunjungi tiga Diskominfosantik untuk tingkatkan kemampuan
Baca juga: Seorang pasien COVID-19 di Sampit dirujuk ke Surabaya
"Yang positif saat ini kan umumnya mereka yang datang dari perjalanan. Yang jelas di bandara dan pelabuhan itu kami minta diperketat pemeriksaannya. Kita juga perlu mewaspadai jalur darat," kata Halikinnor di Sampit, Senin.
Data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 pada Senin siang, terdapat 19 kasus positif COVID-19. Jumlah itu terdiri dari 18 orang menjalani isolasi mandiri dan satu orang dirawat. Sementara itu pada Minggu (6/2) seorang pasien dirujuk ke rumah sakit di Surabaya atas permintaan pihak keluarga.
Pemerintah daerah membahas meningkatnya kembali kasus COVID-19 di daerah ini. Sejumlah langkah telah disiapkan dan dijalankan untuk penanganan dan pencegahan lonjakan penularan virus mematikan itu.
"Kita sudah persiapkan ruang penanganan isolasi. PPKM juga diaktifkan untuk memantau penderita yang menjalani isolasi mandiri. Saya minta kita semua tetap menjalankan protokol kesehatan,"
Kepala Dinas Kesehatan Umar Kaderi mengatakan, pihaknya terus melacak penularan COVID-19. Jika ada yang positif hasil pemeriksaan antigen maka akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan PCR.
Baca juga: Bupati Kotim kosongkan dua jabatan strategis
"Kita juga berharap vaksinasi lebih optimal. Stok vaksin saat ini sekitar 12.000 vial. Target sasaran anak SD juga dioptimalkan," kata Umar.
Dinas Kesehatan akan mengoptimalkan pencegahan dan penanganan COVID-19, apalagi anggaran yang dialokasikan dinilai cukup untuk satu tahun. Sayangnya Umar tidak menyebut total anggaran tersebut dengan alasan lupa.
Sementara itu disinggung kasus COVID-19 dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka, Umar menegaskan saat ini belum ada terjadi klaster.
"Belum ada klaster pendidikan tapi nanti kami akan ambil sampel di SD, SMP dan SMA. Kalau itu terjadi dan ada yang positif maka akan kami sampaikan kepada bupati untuk mungkin menghentikan sementara pembelajaran tatap muka," demikian Umar Kaderi.
Baca juga: Dinas Perdagangan Kotim diminta rutin pantau harga kebutuhan pokok
Baca juga: Diskominfo Kotim kunjungi tiga Diskominfosantik untuk tingkatkan kemampuan
Baca juga: Seorang pasien COVID-19 di Sampit dirujuk ke Surabaya