Umat Kristen di Sampit terharu peringatan Jumat Agung lebih meriah
Sampit (ANTARA) - Gereja-gereja di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah dipadati jemaat yang mengikuti ibadah peringatan Jumat Agung yang tahun ini disambut dengan rasa haru dan terasa lebih meriah.
"Rasa haru ini kami rasa tidak berlebihan karena tahun ini bisa lebih leluasa dalam melaksanakan ibadah Jumat Agung. Dua tahun terakhir sejak pandemi COVID-19 terjadi, kegiatan ibadah cukup terbatas, bahkan sebagian harus mengikuti secara virtual," kata Rado, salah seorang jemaat di Sampit, Jumat.
Peringatan Jumat Agung tahun ini memang lebih meriah dibanding dua tahun terakhir. Jemaat memadati gereja-gereja untuk melaksanakan ibadah, namun tetap menerapkan protokol kesehatan meski sejak tiga hari terakhir ini tidak ada lagi kasus aktif COVID-19 di Kotawaringin Timur.
Peringatan Jumat Agung dilaksanakan serentak sejak pagi hingga sore. Jemaat pun datang silih berganti untuk melaksanakan ibadah.
Untuk menghindari penumpukan jemaat yang beribadah, pihak gereja umumnya melaksanakan tiga kali ibadah. Ini sekaligus memberi kesempatan bagi jemaat dari kecamatan atau wilayah luar pusat kota yang ingin ikut beribadah di Sampit.
Protokol kesehatan tetap dijalankan sebagaimana mestinya yakni dengan menyediakan tempat cuci tangan serta melakukan pemeriksaan suhu tubuh.
Pengaturan tempat duduk juga dilakukan di dalam gereja. Satu deret bangku yang muat untuk lima hingga enam orang, kini hanya diisi tiga orang jemaat dengan memberlakukan jarak antarjemaat.
Baca juga: KM Kirana I hampir terisi penuh pemudik dari Sampit menuju Semarang
"Kami sangat rindu bisa beribadah dalam kondisi normal seperti dulu. Mudah-mudahan pandemi COVID-19 ini segera berakhir," kata Jonatan, jemaat lainnya.
Sementara itu, peringatan Jumat Agung di Gereja Maranatha disambut antusias jemaat. Ibadah di gereja tertua di Sampit ini dipimpin Pendeta Nike Anggraeny.
Jumat Agung merupakan salah satu rangkaian dari peringatan Paskah yang dimulai sejak peringatan Kamis Putih.
Bagi umat Nasrani, peringatan Jumat Agung merupakan ketika Yesus Kristus mati di kayu salib kemudian bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga. Hari minggu tersebut kemudian disebut sebagai hari Paskah.
Dalam khotbahnya Pendeta Nike Anggraeny menekankan kepada jemaat selalu hidup dalam kebersamaan. Dia mengajak masyarakat selalu menjaga kerukunan dan kedamaian.
"Peringatan Jumat Agung ini juga kita maknai sebagai refleksi bagi umat manusia untuk merenung dan memperbaiki diri masing-masing dari dosa dan kesalahan," demikian Pendeta Nike Anggraeny.
Baca juga: Legislator Kotim curigai pemodal besar sawit turut manfaatkan STDB
Baca juga: Pemkab Kotim siapkan posko vaksinasi bantu pemudik
Baca juga: Bawa 371 gram sabu dari Pontianak, tertangkap di Sampit
"Rasa haru ini kami rasa tidak berlebihan karena tahun ini bisa lebih leluasa dalam melaksanakan ibadah Jumat Agung. Dua tahun terakhir sejak pandemi COVID-19 terjadi, kegiatan ibadah cukup terbatas, bahkan sebagian harus mengikuti secara virtual," kata Rado, salah seorang jemaat di Sampit, Jumat.
Peringatan Jumat Agung tahun ini memang lebih meriah dibanding dua tahun terakhir. Jemaat memadati gereja-gereja untuk melaksanakan ibadah, namun tetap menerapkan protokol kesehatan meski sejak tiga hari terakhir ini tidak ada lagi kasus aktif COVID-19 di Kotawaringin Timur.
Peringatan Jumat Agung dilaksanakan serentak sejak pagi hingga sore. Jemaat pun datang silih berganti untuk melaksanakan ibadah.
Untuk menghindari penumpukan jemaat yang beribadah, pihak gereja umumnya melaksanakan tiga kali ibadah. Ini sekaligus memberi kesempatan bagi jemaat dari kecamatan atau wilayah luar pusat kota yang ingin ikut beribadah di Sampit.
Protokol kesehatan tetap dijalankan sebagaimana mestinya yakni dengan menyediakan tempat cuci tangan serta melakukan pemeriksaan suhu tubuh.
Pengaturan tempat duduk juga dilakukan di dalam gereja. Satu deret bangku yang muat untuk lima hingga enam orang, kini hanya diisi tiga orang jemaat dengan memberlakukan jarak antarjemaat.
Baca juga: KM Kirana I hampir terisi penuh pemudik dari Sampit menuju Semarang
"Kami sangat rindu bisa beribadah dalam kondisi normal seperti dulu. Mudah-mudahan pandemi COVID-19 ini segera berakhir," kata Jonatan, jemaat lainnya.
Sementara itu, peringatan Jumat Agung di Gereja Maranatha disambut antusias jemaat. Ibadah di gereja tertua di Sampit ini dipimpin Pendeta Nike Anggraeny.
Jumat Agung merupakan salah satu rangkaian dari peringatan Paskah yang dimulai sejak peringatan Kamis Putih.
Bagi umat Nasrani, peringatan Jumat Agung merupakan ketika Yesus Kristus mati di kayu salib kemudian bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga. Hari minggu tersebut kemudian disebut sebagai hari Paskah.
Dalam khotbahnya Pendeta Nike Anggraeny menekankan kepada jemaat selalu hidup dalam kebersamaan. Dia mengajak masyarakat selalu menjaga kerukunan dan kedamaian.
"Peringatan Jumat Agung ini juga kita maknai sebagai refleksi bagi umat manusia untuk merenung dan memperbaiki diri masing-masing dari dosa dan kesalahan," demikian Pendeta Nike Anggraeny.
Baca juga: Legislator Kotim curigai pemodal besar sawit turut manfaatkan STDB
Baca juga: Pemkab Kotim siapkan posko vaksinasi bantu pemudik
Baca juga: Bawa 371 gram sabu dari Pontianak, tertangkap di Sampit