Optimalkan pertanian Alpukat, Pemkab Kobar siapkan lahan seluas 10 hektare
Pangkalan Bun (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, telah menyiapkan lahan seluas 10 hektare di sebagai Desa Pangkalan Tiga, Kecamatan Pangkalan Lada, untuk dijadikan sebagai lokasi pertanian Alpukat.
Sekertaris Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan Kobar M Rubiansyah Pangkalan Bun. Kamis pagi, mengatakan bahwa Desa Pangkalan Tiga kedepannya akan jadikan sebagai kampung alpukat.
"1.035 batang bibit alpukat jenis varietas mentera yang berasal dari Kabupaten Nganjuk Jawa Timur tersebut sudah kita bagikan ke 25 petani dari Kelompok Tani Harapan Maju," ucapnya.
Dipilihanya alpukat varietas mentera yang biasa disebut Alpukat Probolinggo atau alpukat mentega merah tersebut memiliki ciri-ciri kulit yang berwarna kemerahan dikarenakan memiliki keunggulan rasa yang manis. Daging buah tebal dengan biji yang kecil
Dijelaskan Rubiansyah, penyediaan 1035 bibit alpukat tersebut yang berasal dari anggaran APBN tahun 2022. Hal tersebut sesuai dengan permintaan atau pengajuan proposal dari Kelompok Tani Harapan Maju sendiri.
"Bibit alpukat sudah diterima petani pada bulan Juli kemaren, namun saat ini bibit alpukat masih dalam perawatan petani dengan dipindahkan ke tempat atau polybag yang lebih besar," ujarnya.
Baca juga: Dinas TPHP: 3.000 lebih petani di Kobar telah memiliki kartu tani
Dijelaskanya, bibit Alpukat yang baru datang sengaja tidak langsung ditanam ke lahan atau tanah, namun dipindahkan ke tempat atau polybag yang lebih besar. Hal tersebut dikarenakan kondisi bibit yang baru datang rentan mati, sehingga perlu penyesuaian dengan iklim di Kalimantan.
"Waktu pengiriman ke Pangkalan Bun, 10 batang bibit rusak, sehingga tersisa 1025 batang yang kondisi masih bagus, dan langsung kita bagikan ke 25 petani untuk melakukan perawatan sementara," beber Rubiansyah.
Namun tidak serta merta dibagikan begitu saja, dikatakannya bahwa pihaknya terus melakukan pendampingan terhadap para petani alpukat tersebut untuk memastikan kondisi alpukat sehat dan tumbuh dengan baik sebelum ditempatkan di lahan seluas 10 hektare tersebut.
"Ya, tentu dilakukan pendamping oleh penyuluh pertanian lapangan (PPL) dari Dinas TPHP," demikian Rubiansyah.
Baca juga: Aksi Sapta Pesona Kalteng bersihkan desa wisata Pasir Panjang Kobar
Baca juga: Kementan bantu alsintan untuk 56 kelompok tani di Kobar
Sekertaris Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan Kobar M Rubiansyah Pangkalan Bun. Kamis pagi, mengatakan bahwa Desa Pangkalan Tiga kedepannya akan jadikan sebagai kampung alpukat.
"1.035 batang bibit alpukat jenis varietas mentera yang berasal dari Kabupaten Nganjuk Jawa Timur tersebut sudah kita bagikan ke 25 petani dari Kelompok Tani Harapan Maju," ucapnya.
Dipilihanya alpukat varietas mentera yang biasa disebut Alpukat Probolinggo atau alpukat mentega merah tersebut memiliki ciri-ciri kulit yang berwarna kemerahan dikarenakan memiliki keunggulan rasa yang manis. Daging buah tebal dengan biji yang kecil
Dijelaskan Rubiansyah, penyediaan 1035 bibit alpukat tersebut yang berasal dari anggaran APBN tahun 2022. Hal tersebut sesuai dengan permintaan atau pengajuan proposal dari Kelompok Tani Harapan Maju sendiri.
"Bibit alpukat sudah diterima petani pada bulan Juli kemaren, namun saat ini bibit alpukat masih dalam perawatan petani dengan dipindahkan ke tempat atau polybag yang lebih besar," ujarnya.
Baca juga: Dinas TPHP: 3.000 lebih petani di Kobar telah memiliki kartu tani
Dijelaskanya, bibit Alpukat yang baru datang sengaja tidak langsung ditanam ke lahan atau tanah, namun dipindahkan ke tempat atau polybag yang lebih besar. Hal tersebut dikarenakan kondisi bibit yang baru datang rentan mati, sehingga perlu penyesuaian dengan iklim di Kalimantan.
"Waktu pengiriman ke Pangkalan Bun, 10 batang bibit rusak, sehingga tersisa 1025 batang yang kondisi masih bagus, dan langsung kita bagikan ke 25 petani untuk melakukan perawatan sementara," beber Rubiansyah.
Namun tidak serta merta dibagikan begitu saja, dikatakannya bahwa pihaknya terus melakukan pendampingan terhadap para petani alpukat tersebut untuk memastikan kondisi alpukat sehat dan tumbuh dengan baik sebelum ditempatkan di lahan seluas 10 hektare tersebut.
"Ya, tentu dilakukan pendamping oleh penyuluh pertanian lapangan (PPL) dari Dinas TPHP," demikian Rubiansyah.
Baca juga: Aksi Sapta Pesona Kalteng bersihkan desa wisata Pasir Panjang Kobar
Baca juga: Kementan bantu alsintan untuk 56 kelompok tani di Kobar