Teras Narang ajak API Kalteng terus gemakan empat pilar Kebangsaan
Palangka Raya (ANTARA) - Anggota MPR RI Agustin Teras Narang berharap sekaligus mengajak seluruh pengurus dan Anggota Asosiasi Pendeta Indonesia (API) Kalimantan Tengah, untuk tak pernah lelah dan terus bersemangat dalam merawat sekaligus menggemakan empat pilar kebangsaan.
Komponen empat pilar kebangsaan ini bukan hanya sebagai upaya menjaga kesatuan dan merawat keberagaman namun juga penting bagi kemajuan bangsa Indonesia tercinta, kata Teras Narang saat diskusi dan penghayatan Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika bersama API Kalteng di Palangka Raya, Jumat.
"Kita semua barangkali paham semua ini, tapi mengingat dan terus mencari bentuk pengamalaman di era kekinian, menjadi tugas kita semua. Ini adalah utama dalam kita bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara," tambahnya.
Dikatakan, dengan tantangan kekinian Indonesia di tengah disrupsi teknologi, revolusi industri 4.0, Society 5.0, perkembangan geopolitik secara global, maka seluruh lapisan masyarakat harus lebih cermat. Terlebih melihat perkembangan situasi nasional yang tengah menyiapkan Ibu Kota Nusantara di Kalimantan dan jelang tahun politik 2024 yang menghangat.
"Peran setiap tokoh untuk menjadikan empat pilar kebangsaan sebagai perekat perbedaan menjadi penting," kata Anggota DPD RI.
Senator asal Kalimantan Tengah itu pun mengaku gembira diundang oleh para pendeta yang tergabung di API Kalteng. Apalagi para pendeta memiliki jemaat yang juga perlu mendapatkan penguatan nilai-nilai dasar dari empat pilar kebangsaan Indonesia.
Baca juga: Teras Narang dorong pemuda di Kalteng ikut program calon petani unggulan Kementan
Gubernur Kalteng periode 2005-2015 itu pun berharap para pendeta yang ada di wilayah setempat, dapat semakin paham bahwa perbedaan adalah aset bangsa, oleh karenanya jangan sampai perbedaan menjadi sumber perpecahan, sebaliknya mesti menjadi sumber keindahan dalam taman sari Indonesia.
"Dalam taman sari Indonesia, keyakinan boleh menjadi milik pribadi masing-masing. Negara memberi ruang dan kesempatan serta jaminan konstitusi untuk setiap orang beribadah menurut agama dan keyakinannya masing-masing sesuai dengan amanat UUD NRI 1945" kata Teras Narang.
Untuk itu, menurut dirinya, tidak ada alasan untuk menjadi merasa paling benar lalu mengabaikan hak orang lain. Hal seperti ini yang saya perkuat dengan harapan agar perbedaan dapat menjadi aset bangsa. Sebab, dengan berbeda tapi satu jua dalam Pancasila, kita membangun kekuatan dan berpotensi untuk memajukan negara kita tercinta.
"Terima kasih para Pendeta yang teguh setia merawat empat pilar kebangsaan kita. Bersama dengan tokoh agama lainnya, mari perkuat persatuan dan kesatuan bangsa," demikian Teras Narang.
Baca juga: Teras Narang: Seimbangkan pengembangan pertanian di dalam dan luar food estate Kalteng
Komponen empat pilar kebangsaan ini bukan hanya sebagai upaya menjaga kesatuan dan merawat keberagaman namun juga penting bagi kemajuan bangsa Indonesia tercinta, kata Teras Narang saat diskusi dan penghayatan Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika bersama API Kalteng di Palangka Raya, Jumat.
"Kita semua barangkali paham semua ini, tapi mengingat dan terus mencari bentuk pengamalaman di era kekinian, menjadi tugas kita semua. Ini adalah utama dalam kita bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara," tambahnya.
Dikatakan, dengan tantangan kekinian Indonesia di tengah disrupsi teknologi, revolusi industri 4.0, Society 5.0, perkembangan geopolitik secara global, maka seluruh lapisan masyarakat harus lebih cermat. Terlebih melihat perkembangan situasi nasional yang tengah menyiapkan Ibu Kota Nusantara di Kalimantan dan jelang tahun politik 2024 yang menghangat.
"Peran setiap tokoh untuk menjadikan empat pilar kebangsaan sebagai perekat perbedaan menjadi penting," kata Anggota DPD RI.
Senator asal Kalimantan Tengah itu pun mengaku gembira diundang oleh para pendeta yang tergabung di API Kalteng. Apalagi para pendeta memiliki jemaat yang juga perlu mendapatkan penguatan nilai-nilai dasar dari empat pilar kebangsaan Indonesia.
Baca juga: Teras Narang dorong pemuda di Kalteng ikut program calon petani unggulan Kementan
Gubernur Kalteng periode 2005-2015 itu pun berharap para pendeta yang ada di wilayah setempat, dapat semakin paham bahwa perbedaan adalah aset bangsa, oleh karenanya jangan sampai perbedaan menjadi sumber perpecahan, sebaliknya mesti menjadi sumber keindahan dalam taman sari Indonesia.
"Dalam taman sari Indonesia, keyakinan boleh menjadi milik pribadi masing-masing. Negara memberi ruang dan kesempatan serta jaminan konstitusi untuk setiap orang beribadah menurut agama dan keyakinannya masing-masing sesuai dengan amanat UUD NRI 1945" kata Teras Narang.
Untuk itu, menurut dirinya, tidak ada alasan untuk menjadi merasa paling benar lalu mengabaikan hak orang lain. Hal seperti ini yang saya perkuat dengan harapan agar perbedaan dapat menjadi aset bangsa. Sebab, dengan berbeda tapi satu jua dalam Pancasila, kita membangun kekuatan dan berpotensi untuk memajukan negara kita tercinta.
"Terima kasih para Pendeta yang teguh setia merawat empat pilar kebangsaan kita. Bersama dengan tokoh agama lainnya, mari perkuat persatuan dan kesatuan bangsa," demikian Teras Narang.
Baca juga: Teras Narang: Seimbangkan pengembangan pertanian di dalam dan luar food estate Kalteng