Pemkab Kotim ajak masyarakat manfaatkan keberadaan Museum Kayu
Sampit (ANTARA) - Wakil Bupati Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, Irawati mengajak masyarakat memanfaatkan keberadaan Museum Kayu Sampit untuk sarana pelestarian kebudayaan, rekreasi maupun edukasi.
"Saya mengajak hadirin sekalian untuk memanfaatkan semaksimal mungkin terhadap keberadaan Museum Kayu Sampit ini sebagai wujud tanggung jawab kita bersama dalam melestarikan, membina sekaligus mengembangkan budaya," kata Irawati di Sampit, Jumat malam.
Harapan itu disampaikannya saat membuka Education Culture Museum Pameran dan Culinary di halaman Museum Kayu Sampit di Jalan S Parman. Acara yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ini dilaksanakan mulai 7 hingga 9 Juli 2023.
Museum didirikan 6 Oktober 2004 untuk mengenang masa kejayaan sektor kehutanan di Kotawaringin Timur yang salah satunya dengan berdirinya sebuah perusahaan besar perkayuan di Sampit pada 1948 dengan nama Naamloze Vennootchap (NV) Bruynzeel Dayak Houtbedrijven (BDH), yang populer dengan lidah warga setempat yang juga multietnis disebut Brengsel, atau sebutan familiar lainnya Brensel.
Pembukaan Education Culture Museum Pameran dan Culinary turut dihadiri Ketua DPRD Kotawaringin Timur Rinie, Ketua T TP-PKK Khairiah Halikinnor dan pejabat lainnya.
Acara pembukaan berlangsung meriah, terlebih dengan penampilan artis ibu kota yaitu Iman Demesis Band dan Dyrga Dadali Band.
Baca juga: ASN Kotim diingatkan jangan sampai merekayasa SKP
"Kami mengapresiasi kegiatan ini. Semoga ini bisa memotivasi dan menambah kecintaan generasi muda kita terhadap kebudayaan sehingga ikut melestarikannya, salah satunya dengan mengoptimalkan keberadaan Museum Kayu ini," demikian Irawati.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur Ellena Rosie menjelaskan, berbagai kegiatan digelar selama Education Culture Museum Pameran dan Culinary.
Kegiatan tersebut yaitu edukasi museum untuk pelajar, mahasiswa dan komunitas pecinta museum, pameran dan edukasi melalui koleksi benda museum dari museum kayu dan rumah sejarah peradaban masyarakat Kotim “Anjungan Sampit".
Selain itu, ada pameran lukisan, lomba vlog, lomba tari kreasi, lomba fashion show, lomba habsy/hadrah serta Tenan Kuliner Hola. Pengunjung juga bisa menikmati beragam kuliner di stan-stan yang dijual, sekaligus membantu pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
"Kegiatan ini untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait keberadaan museum dalam kaitannya dengan pelestarian dan pewarisan kebudayaan dalam kehidupan masyarakat," demikian Ellena Rosie.
Baca juga: Apindo minta pemerintah jamin keamanan dan kenyamanan berusaha
Baca juga: Nur Mentaya Expo akan meriahkan Porprov Kalteng di Sampit
Baca juga: Petani Kotim terus digelontor bantuan alsintan
"Saya mengajak hadirin sekalian untuk memanfaatkan semaksimal mungkin terhadap keberadaan Museum Kayu Sampit ini sebagai wujud tanggung jawab kita bersama dalam melestarikan, membina sekaligus mengembangkan budaya," kata Irawati di Sampit, Jumat malam.
Harapan itu disampaikannya saat membuka Education Culture Museum Pameran dan Culinary di halaman Museum Kayu Sampit di Jalan S Parman. Acara yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ini dilaksanakan mulai 7 hingga 9 Juli 2023.
Museum didirikan 6 Oktober 2004 untuk mengenang masa kejayaan sektor kehutanan di Kotawaringin Timur yang salah satunya dengan berdirinya sebuah perusahaan besar perkayuan di Sampit pada 1948 dengan nama Naamloze Vennootchap (NV) Bruynzeel Dayak Houtbedrijven (BDH), yang populer dengan lidah warga setempat yang juga multietnis disebut Brengsel, atau sebutan familiar lainnya Brensel.
Pembukaan Education Culture Museum Pameran dan Culinary turut dihadiri Ketua DPRD Kotawaringin Timur Rinie, Ketua T TP-PKK Khairiah Halikinnor dan pejabat lainnya.
Acara pembukaan berlangsung meriah, terlebih dengan penampilan artis ibu kota yaitu Iman Demesis Band dan Dyrga Dadali Band.
Baca juga: ASN Kotim diingatkan jangan sampai merekayasa SKP
"Kami mengapresiasi kegiatan ini. Semoga ini bisa memotivasi dan menambah kecintaan generasi muda kita terhadap kebudayaan sehingga ikut melestarikannya, salah satunya dengan mengoptimalkan keberadaan Museum Kayu ini," demikian Irawati.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur Ellena Rosie menjelaskan, berbagai kegiatan digelar selama Education Culture Museum Pameran dan Culinary.
Kegiatan tersebut yaitu edukasi museum untuk pelajar, mahasiswa dan komunitas pecinta museum, pameran dan edukasi melalui koleksi benda museum dari museum kayu dan rumah sejarah peradaban masyarakat Kotim “Anjungan Sampit".
Selain itu, ada pameran lukisan, lomba vlog, lomba tari kreasi, lomba fashion show, lomba habsy/hadrah serta Tenan Kuliner Hola. Pengunjung juga bisa menikmati beragam kuliner di stan-stan yang dijual, sekaligus membantu pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
"Kegiatan ini untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait keberadaan museum dalam kaitannya dengan pelestarian dan pewarisan kebudayaan dalam kehidupan masyarakat," demikian Ellena Rosie.
Baca juga: Apindo minta pemerintah jamin keamanan dan kenyamanan berusaha
Baca juga: Nur Mentaya Expo akan meriahkan Porprov Kalteng di Sampit
Baca juga: Petani Kotim terus digelontor bantuan alsintan