Ratusan warga Sampit berdoa minta turun hujan

id Ratusan warga Sampit berdoa minta turun hujan, kalteng, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur

Ratusan warga Sampit berdoa minta turun hujan

Ratusan warga mengikuti shalat istisqa untuk meminta hujan yang dilaksanakan di halaman kantor Bupati Kotawaringin Timur, Selasa (3/10/2023). ANTARA/Norjani

Sampit (ANTARA) - Asap kebakaran lahan yang menyelimuti Kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, tidak menyurutkan niat ratusan warga untuk mengikuti shalat istisqa atau shalat meminta hujan. 

"Kita selaku manusia sudah berusaha maksimal tapi ternyata kita tidak mampu dan kebakaran lahan masih tetap marak. Makanya kita hari ini bersama-sama melaksanakan shalat istisqa dengan memohon ampun dan memohon agar Allah menurunkan hujan sebanyak-sebanyaknya agar kebakaran lahan bisa berakhir," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Selasa. 

Shalat istisqa dilaksanakan di halaman kantor Bupati Kotawaringin Timur di Jalan Jenderal Sudirman. Ratusan warga terdiri laki-laki dan perempuan datang mengikuti shalat minta hujan ini. 

Jamaah berasal dari kalangan pegawai pemerintah, TNI, Polri, pelajar, mahasiswa, organisasi kemasyarakatan, santri, tokoh agama dan masyarakat umum. 

Acara diisi dengan membaca istighfar memohon ampunan kepada Allah. Selanjutnya, jamaah mengikuti shalat istisqa dan berdoa agar Allah segera menurunkan hujan agar kebakaran lahan segera padam. 

"Harapan kita, dengan kita berdoa lebih sungguh-sungguh maka Allah mengijabah atau mengabulkan itu sehingga diberikan hujan. Manusia tidak ada kemampuan untuk melawan bencana, makanya kita minta kepada Allah," kata Halikinnor. 

Baca juga: Pekan Raya Sampit tampil beda, rangkul pelaku usaha pertanian

Sejak tiga hari terakhir, kualitas udara di Sampit memburuk dan sudah masuk kategori berbahaya. Pemerintah mengeluarkan imbauan agar masyarakat mengurangi kegiatan di luar ruangan, maupun menggunakan masker bagi yang tetap harus beraktivitas di luar ruangan. 

Pemerintah daerah terus mengimbau kepada seluruh masyarakat Kotawaringin Timur melalui kegiatan di rumah-rumah ibadah, agama apapun untuk meminta hujan untuk Kotawaringin Timur dan daerah-daerah lain di Indonesia yang mengalami kekeringan. 

Pemerintah kabupaten juga tetap meminta pemerintah pusat melakukan rekayasa cuaca untuk menghasilkan hujan buatan. Hujan buatan diharapkan bisa memaksimalkan upaya, selain pemadaman udara melalui water bombing atau pengeboman air menggunakan helikopter yang dikerahkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 

Menurut Halikinnor, pemerintah pusat juga terus memonitor sehingga mereka tahu berapa banyak hot spot yang muncul di Kotawaringin Timur saat ini. Penegakan hukum juga diperlukan agar ada efek jera bagi pelaku dan masyarakat. 

Halikinnor berharap dengan shalat istisqa ini Allah segera memberikan hujan dalam waktu tidak terlalu lama sehingga bisa memadamkan kebakaran lahan yang saat ini masih marak terjadi. 

"Daerah kita gambut. Jangankan ratusan hektare, satu hektare pun kita belum mampu memadamkan kebakaran gambut dalam kondisi seperti ini. Hanya atas izin Allah yang bisa menghentikan," demikian Halikinnor. 

Baca juga: Pemkab Kotim perpanjang status tanggap darurat karhutla

Baca juga: Kabut asap di Sampit parah, jarak pandang kurang dari 10 meter

Baca juga: Kualitas udara Sampit memburuk, kini berstatus berbahaya