Polres Kotim waspadai potensi kerawanan saat distribusi logistik pemilu
Sampit (ANTARA) - Kapolres Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah AKBP Sarpani mengatakan, potensi kerawanan dalam penyelenggaraan pemilu di daerah ini perlu diwaspadai saat distribusi logistik pemilu.
"Untuk wilayah Kotim secara umum bisa dikatakan semuanya dalam kondisi dan kategori aman. Hanya beberapa lokasi yang kita kategorikan perlu penanganan dan perhatian khusus karena faktor geografis yang sangat jauh dan faktor fasilitas internet maupun sambungan listrik yang memang belum terjangkau," kata Sarpani di Sampit, Selasa.
Hal itu disampaikannya usai apel gelar pasukan operasi Mantap Brata Telabang 2023-2024 dalam rangka pengamanan pemilu 2024 di wilayah hukum Polres Kotawaringin Timur.
Kegiatan yang dilaksanakan di Stadion 29 November Sampit itu dihadiri Ketua KPU Kotawaringin Timur Muhammad Rifqi, Wakil Bupati Irawati, Ketua DPRD Rinie dan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah lainnya. Usai apel, kegiatan diisi dengan simulasi pengamanan kota yakni penanganan situasi ketika terjadi konflik saat pelaksanaan pemilu.
Kotawaringin Timur yang terdiri dari 17 kecamatan, 17 kelurahan dan 168 desa, memiliki geografis yang cukup sulit di sebagian wilayahnya. Selain infrastruktur yang terbatas di wilayah hulu, saat ini masih ada desa yang aksesnya mengandalkan jalur sungai.
Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam hal pengamanan distribusi logistik, baik sebelum hari pemungutan suara maupun setelah penghitungan suara. Daerah-daerah yang medannya cukup sulit, umumnya berada di wilayah hulu atau utara.
Baca juga: Masyarakat di selatan Kotim masih kesulitan air bersih
"Contohnya di Kecamatan Antang Kalang dan Bukit Santuai. Selain geografis yang jauh, sambungan seluler juga belum ada. Listrik juga belum terjangkau sampai ke sana itu. Makanya kita memiliki perhatian khusus untuk daerah-daerah yang lokasi TPS (tempat pemungutan suara) nya seperti itu," tegas Sarpani.
Untuk itulah koordinasi terus dilakukan dengan semua pihak terkait yaitu Komisi Pemilihan Umum, Bawaslu dan pemerintah daerah. Tujuannya untuk menyamakan langkah sehingga berbagai kendala bisa diantisipasi sejak dini.
Sarpani menambahkan, pihaknya juga melaksanakan simulasi sistem pengamanan kota itu sebagai bentuk latihan yang dilaksanakan secara rutin, tetapi saat ini diintegrasikan dengan Brimob, sebagai satu kesatuan petugas keamanan dalam situasi masih aman, situasi cukup rawan, rawan, sampai dengan rawan eskalasi tinggi.
Polres Kotawaringin Timur menyiapkan sedikitnya 397 personel yang siaga dalam pengamanan pemilu. Selain itu juga disiapkan personel yang siap diperbantukan kapan saja jika terjadi ada eskalasi peningkatan situasi.
"Saya yakin dengan dengan kesiapsiagaan, kemitraan, solidaritas dan kerja sama dan seluruh komponen yang ada di wilayah Kotim, saya yakin pemilu akan bisa dilaksanakan dengan aman, lancar dan sukses," demikian Sarpani.
Baca juga: Potensi karhutla masih tinggi, Kotim perlu hujan buatan
Baca juga: Bupati Kotim bawa bantuan untuk korban kebakaran di Basirih Hilir
Baca juga: Bupati Kotim apresiasi Disbudpar gencar promosikan Museum Kayu
"Untuk wilayah Kotim secara umum bisa dikatakan semuanya dalam kondisi dan kategori aman. Hanya beberapa lokasi yang kita kategorikan perlu penanganan dan perhatian khusus karena faktor geografis yang sangat jauh dan faktor fasilitas internet maupun sambungan listrik yang memang belum terjangkau," kata Sarpani di Sampit, Selasa.
Hal itu disampaikannya usai apel gelar pasukan operasi Mantap Brata Telabang 2023-2024 dalam rangka pengamanan pemilu 2024 di wilayah hukum Polres Kotawaringin Timur.
Kegiatan yang dilaksanakan di Stadion 29 November Sampit itu dihadiri Ketua KPU Kotawaringin Timur Muhammad Rifqi, Wakil Bupati Irawati, Ketua DPRD Rinie dan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah lainnya. Usai apel, kegiatan diisi dengan simulasi pengamanan kota yakni penanganan situasi ketika terjadi konflik saat pelaksanaan pemilu.
Kotawaringin Timur yang terdiri dari 17 kecamatan, 17 kelurahan dan 168 desa, memiliki geografis yang cukup sulit di sebagian wilayahnya. Selain infrastruktur yang terbatas di wilayah hulu, saat ini masih ada desa yang aksesnya mengandalkan jalur sungai.
Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam hal pengamanan distribusi logistik, baik sebelum hari pemungutan suara maupun setelah penghitungan suara. Daerah-daerah yang medannya cukup sulit, umumnya berada di wilayah hulu atau utara.
Baca juga: Masyarakat di selatan Kotim masih kesulitan air bersih
"Contohnya di Kecamatan Antang Kalang dan Bukit Santuai. Selain geografis yang jauh, sambungan seluler juga belum ada. Listrik juga belum terjangkau sampai ke sana itu. Makanya kita memiliki perhatian khusus untuk daerah-daerah yang lokasi TPS (tempat pemungutan suara) nya seperti itu," tegas Sarpani.
Untuk itulah koordinasi terus dilakukan dengan semua pihak terkait yaitu Komisi Pemilihan Umum, Bawaslu dan pemerintah daerah. Tujuannya untuk menyamakan langkah sehingga berbagai kendala bisa diantisipasi sejak dini.
Sarpani menambahkan, pihaknya juga melaksanakan simulasi sistem pengamanan kota itu sebagai bentuk latihan yang dilaksanakan secara rutin, tetapi saat ini diintegrasikan dengan Brimob, sebagai satu kesatuan petugas keamanan dalam situasi masih aman, situasi cukup rawan, rawan, sampai dengan rawan eskalasi tinggi.
Polres Kotawaringin Timur menyiapkan sedikitnya 397 personel yang siaga dalam pengamanan pemilu. Selain itu juga disiapkan personel yang siap diperbantukan kapan saja jika terjadi ada eskalasi peningkatan situasi.
"Saya yakin dengan dengan kesiapsiagaan, kemitraan, solidaritas dan kerja sama dan seluruh komponen yang ada di wilayah Kotim, saya yakin pemilu akan bisa dilaksanakan dengan aman, lancar dan sukses," demikian Sarpani.
Baca juga: Potensi karhutla masih tinggi, Kotim perlu hujan buatan
Baca juga: Bupati Kotim bawa bantuan untuk korban kebakaran di Basirih Hilir
Baca juga: Bupati Kotim apresiasi Disbudpar gencar promosikan Museum Kayu