Palangka Raya (ANTARA) -
Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpang) Kalimantan Tengah optimistis harga cabai kembali terkendali menghadapi periode Natal dan Tahun Baru 2024.
Kepala Dishanpang Kalimantan Tengah Riza Rahmadi di Palangka Raya, Minggu, mengatakan, aneka cabai seperti cabai rawit maupun cabai keriting di berbagai daerah provinsi setempat masih berfluktuasi, ada yang mengalami penurunan dan ada pula mengalami kenaikan.
"Saat ini harga aneka cabai di pasaran memang berfluktuasi, namun melihat perkembangan terlebih curah hujan yang mulai merata sehingga mendukung pertanaman di sentra cabai, akan membuat harga kembali terkendali," katanya.
Adapun berdasarkan perkembangan harga terkini, harga cabai keriting berkisar antara Rp90 ribu hingga Rp95 ribu per kilogram sedangkan cabai rawit berkisar Rp95 ribu hingga Rp100 ribu per kilogram.
Fluktuasi harga aneka cabai di berbagai pasar di Kalimantan Tengah, umumnya baik penurunan maupun kenaikan berkisar Rp5 ribu per kilogram.
Riza menyampaikan saat ini berdasarkan rekap data neraca pangan strategis yang pihaknya himpun, untuk komoditas cabai rawit ketersediaan mencapai 63 ton dengan kebutuhan 49 ton, sehingga masih surplus 15 ton atau ketahanan selama satu minggu.
Kemudian untuk cabai besar ketersediaan mencapai 47 ton dengan tingkat kebutuhan sekitar 30 ton, sehingga masih surplus dengan ketahanan selama dua minggu.
"Ketersediaan aneka cabai ini pun tentu akan mengalami penambahan ke depannya, karena secara berkala pasokan dilakukan menyesuaikan kebutuhan," terangnya.
Sementara itu cabai pada November 2023 ini masih menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi, yakni untuk di wilayah Palangka Raya cabai rawit 0,09 persen dan cabai merah 0,01 persen, sedangkan di wilayah Sampit cabai rawit 0,090 persen.