Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah memperpanjang waktu pelaksanaan gerakan serentak penimbangan dan pengukuran terhadap balita yang semula sampai 30 Juni menjadi 5 Juli 2024.
“Kami masih diberikan kesempatan untuk melaksanakan kegiatan sampai 5 Juli, jadi sekarang kami masih melakukan sweeping,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim Umar Kaderi di Sampit, Senin.
Diberitakan sebelumnya, Pemkab Kotim melaksanakan gerakan serentak penimbangan dan pengukuran terhadap balita guna mendongkrak data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (E-PPGBM).
Kegiatan ini sekaligus menindaklanjuti surat edaran dari Kementerian Dalam Negeri untuk mengoptimalkan data E-PPBGM dalam rentang waktu 1-30 Juni 2024.
Penggunaan E-PPGBM bertujuan agar tenaga pelaksana gizi dan pemangku kebijakan di daerah lebih mudah dalam mengamati permasalahan gizi di wilayah masing-masing, terutama berkaitan masalah stunting.
Oleh sebab itu diperlukan data yang akurat agar dapat menggambarkan kondisi sesungguhnya dari suatu wilayah, sehingga kebijakan yang diambil juga tepat dan akurat.
Data E-PPBGM ini juga digunakan untuk perbandingan antara hasil survei kesehatan Indonesia (SKI) 2023 dan data riil lapangan terkait prevalensi stunting.
Sementara itu, gerakan serentak yang dilaksanakan Pemkab Kotim ini mulanya dijadwalkan selama tiga hari, yakni Jumat (28/6) hingga Minggu (30/6).
Baca juga: Khitanan massal disambut antusias, Bupati Kotim ajak PBS berpartisipasi
Namun berdasarkan arahan terbaru dari kementerian, maka pemerintah daerah diberikan waktu lebih lama untuk melakukan penimbangan dan pengukuran terhadap balita yang nantinya data tersebut diunggah ke E-PPBGM.
“Kami masih bisa melakukan sweeping ke lokasi target puskesmas yang tidak tercapai dan kantong-kantong balita yang banyak, kita telusuri ke sana,” ujarnya.
Ia melanjutkan, tiga hari pelaksanaan gerakan serentak penimbangan dan pengukuran terhadap balita terbukti memberikan dampak signifikan terhadap cakupan atau capaian data E-PPBGM.
Walaupun, perbandingan persentase balita yang diukur pada kabupaten/kota di Kalimantan Tengah menunjukkan Kotim masih berada di posisi terendah, namun persentase yang dicapai dalam tiga hari cukup tinggi, yakni dari 28,64 persen menjadi 55,87 persen.
Kegiatan yang dilaksanakan tim gabungan ini bukan tanpa kendala. Pihaknya harus menyesuaikan pelaksanaan kegiatan dengan jadwal masyarakat yang umumnya bekerja pada siang hari.
“Memang ada kesulitan yang kami hadapi, karena masyarakat umumnya bekerja pada pagi hingga siang. Jadi untuk mengatasinya kami tugaskan nakes pada pagi, siang dan malam,” jelasnya.
Umar optimistis dengan perpanjangan waktu pelaksanaan penimbangan dan pengukuran balita maka cakupan data yang diunggah ke E-PPBGM bisa mencapai setidaknya 80 persen.
Dengan capaian tersebut, maka Pemkab Kotim memiliki data untuk menyanggah hasil SKI 2023 dari Kemenkes yang menyatakan angka stunting di Kotim mencapai 35,5 persen, naik dari data tahun sebelumnya yang di kisaran 22 persen.
“Angka stunting kita dengan cakupan data E-PPBGM 55 persen saat ini adalah 19,5 persen. Kalau cakupan E-PPBGM kita bisa lebih tinggi, maka hasil SKI bisa kita bantah,” demikian Umar.
Baca juga: Polres Kotim berkomitmen terus dukung pemerintah membangun daerah
Baca juga: Suasana haru sambut kedatangan jamaah haji Kotim
Baca juga: Disdik Kotim tindak lanjuti hasil SPI Pendidikan oleh KPK