Kredivo berkomitmen untuk memperkuat edukasi kepada masyarakat agar terhindar dari pencurian data pribadi dan penyalahgunaan akun fintech melalui berbagai kampanye digital, untuk mendorong peningkatan literasi keuangan nasabah.
“Kami prihatin dengan meningkatnya kasus penyalahgunaan akun fintech akhir-akhir ini,” ujar SVP Marketing & Communications Kredivo Indina Andamari dalam pernyataannya yang diterima di Jakarta, Rabu.
Selain karena modus penipuan melalui metode phising dan social engineering yang semakin kompleks dan beragam, ia mengatakan bahwa banyak nasabah yang menjadi korban kejahatan tersebut akibat rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terkait perlindungan data pribadi.
Phising adalah upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan, sementara social engineering adalah teknik penipuan yang memanipulasi dan mengeksploitasi kelemahan psikologis korban.
Baca juga: Samsung gandeng Kredivo hadirkan Samsung Finance+
Survei Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Katadata Insight Center (KIC) pada 2022 mencatat bahwa 53,6 persen masyarakat Indonesia memiliki tingkat kesadaran yang rendah mengenai perlindungan data pribadi.
Indina menyatakan bahwa angka tersebut mencerminkan bahwa sebagian besar masyarakat belum memiliki pengetahuan yang memadai mengenai cara melindungi data pribadi mereka dalam ekosistem digital.
Hal tersebut mengakibatkan banyak konsumen yang dengan mudah memberikan data pribadi mereka tanpa menyadari potensi risiko yang ada, termasuk kejahatan untuk membuka akun fintech secara ilegal atau melakukan penipuan lainnya.
Baca juga: Flexi Card, kartu fisik Paylater dari Kredivo dan Bank Sampoerna
Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait perlindungan data pribadi dan mengurangi kasus penipuan dalam industri fintech, pihaknya pun menjalankan berbagai kampanye edukasi bertajuk #AutoMikir dan #AndaiAndaPandai.
Kampanye #AutoMikir merupakan edukasi terkait keamanan data pribadi, agar masyarakat selalu berhati-hati sebelum membagikan data pribadi atau mempercayai informasi dari sumber yang tidak dikenal.
Sementara itu, kampanye #AndaiAndaPandai menyoroti pentingnya penggunaan layanan buy now pay later (BNPL/paylater) secara bijak dan bertanggung jawab serta menjelaskan risiko yang akan dihadapi apabila layanan tersebut tidak dimanfaatkan secara bijak.
“Sebagai penyedia kredit digital, Kredivo berkomitmen untuk tidak hanya terus memperkuat keamanan sistem, namun juga aktif melakukan berbagai kampanye edukasi untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya melindungi data pribadi,” kata Indina pula.
Baca juga: OJK bagikan tips agar tidak terjebak fintech bodong
Baca juga: Ini cara Kredivo bantu kelola 'cashflow'
Baca juga: Kredivo kembali terima suntikan dana Rp1,4 triliun
“Kami prihatin dengan meningkatnya kasus penyalahgunaan akun fintech akhir-akhir ini,” ujar SVP Marketing & Communications Kredivo Indina Andamari dalam pernyataannya yang diterima di Jakarta, Rabu.
Selain karena modus penipuan melalui metode phising dan social engineering yang semakin kompleks dan beragam, ia mengatakan bahwa banyak nasabah yang menjadi korban kejahatan tersebut akibat rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terkait perlindungan data pribadi.
Phising adalah upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan, sementara social engineering adalah teknik penipuan yang memanipulasi dan mengeksploitasi kelemahan psikologis korban.
Survei Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Katadata Insight Center (KIC) pada 2022 mencatat bahwa 53,6 persen masyarakat Indonesia memiliki tingkat kesadaran yang rendah mengenai perlindungan data pribadi.
Indina menyatakan bahwa angka tersebut mencerminkan bahwa sebagian besar masyarakat belum memiliki pengetahuan yang memadai mengenai cara melindungi data pribadi mereka dalam ekosistem digital.
Hal tersebut mengakibatkan banyak konsumen yang dengan mudah memberikan data pribadi mereka tanpa menyadari potensi risiko yang ada, termasuk kejahatan untuk membuka akun fintech secara ilegal atau melakukan penipuan lainnya.
Baca juga: Flexi Card, kartu fisik Paylater dari Kredivo dan Bank Sampoerna
Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait perlindungan data pribadi dan mengurangi kasus penipuan dalam industri fintech, pihaknya pun menjalankan berbagai kampanye edukasi bertajuk #AutoMikir dan #AndaiAndaPandai.
Kampanye #AutoMikir merupakan edukasi terkait keamanan data pribadi, agar masyarakat selalu berhati-hati sebelum membagikan data pribadi atau mempercayai informasi dari sumber yang tidak dikenal.
Sementara itu, kampanye #AndaiAndaPandai menyoroti pentingnya penggunaan layanan buy now pay later (BNPL/paylater) secara bijak dan bertanggung jawab serta menjelaskan risiko yang akan dihadapi apabila layanan tersebut tidak dimanfaatkan secara bijak.
“Sebagai penyedia kredit digital, Kredivo berkomitmen untuk tidak hanya terus memperkuat keamanan sistem, namun juga aktif melakukan berbagai kampanye edukasi untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya melindungi data pribadi,” kata Indina pula.
Baca juga: OJK bagikan tips agar tidak terjebak fintech bodong
Baca juga: Ini cara Kredivo bantu kelola 'cashflow'
Baca juga: Kredivo kembali terima suntikan dana Rp1,4 triliun