Palangka Raya (ANTARA) -
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mengolah gas metan yang dihasilkan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah, menjadi sumber bahan bakar gas.
"Program pengelolaan sampah ini kami manfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga dan kantor di sekitar TPA," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Palangka Raya Achmad Zaini di Palangka Raya, Senin.
Selain untuk pengelolaan sampah, program unggulan pemanfaatan TPA ini juga untuk mendukung upaya pemerintah dalam penyediaan energi baru dan terbarukan.
"Meski masih dalam skala kecil, namun secara bertahap terus kami optimalkan, sehingga nantinya potensi gas metan yang dihasilkan sampah di TPA dapat kita manfaatkan sepenuhnya," kata Zaini.
Pria yang juga merupakan Pj Sekda Kota Palangka Raya ini mengatakan, melalui program tersebut, gas metan yang dihasilkan dari tumpukan sampah di TPA ditangkap dan jadikan sumber energi.
Gas yang dihasilkan saat ini telah dimanfaatkan pegawai di TPA dan sejumlah masyarakat sekitar untuk keperluan memasak.
Mulanya pengolahan gas metan itu berada di TPA Bukit Tunggal. Di sana ada lima 'shell' tempat pembuangan sampah yang masing-masing berukuran 80 x 80 meter. Pada 2022 lalu, program ini baru memanfaatkan satu 'shell' dan itu pun juga baru 1/4 yang dapat dioptimalkan.
Tumpukan sampah di TPA Bukit Tunggal di kilometer 14, Jalan Tjilik Riwut Palangka Raya ditutup rapat menggunakan semacam terpal. Diantara tutupan itu diberikan lubang yang kemudian dipasangkan pipa air untuk menyalurkan gas. Gas yang dihasilkan sampah kemudian mengalir melalui pipa. Dari pipa itu kemudian disalurkan ke kompor khusus.
Sementara itu, dalam upaya meningkatkan layanan kebersihan di wilayah "Kota Cantik", pada 2023 DLH setempat menargetkan membangun empat transfer depo sampah di kawasan padat penduduk serta menambah 20 bak kontainer pada sejumlah TPS.
Dari lima kecamatan yang ada di Kota Palangka Raya, Kecamatan Jekan Raya dan Kecamatan Pahandut menjadi fokus perhatian peningkatan layanan kebersihan. Ini dikarenakan jumlah penduduk yang padat.
Zaini mengatakan bahwa dengan adanya sarana tersebut diharapkan dapat memudahkan masyarakat membuang sampah, terutama pada lokasi-lokasi yang banyak timbunan sampahnya.