Akademisi UPR teliti kecemasan berbicara pada pembelajaran bahasa Inggris

id Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangka Raya, FKIP UPR, Kalimantan Tengah, Universitas Palangka Raya, FKIP, Kalteng, UPR

Akademisi UPR teliti kecemasan berbicara pada pembelajaran bahasa Inggris

Akademisi UPR saat meneliti kecemasan berbicara pada pembelajaran bahasa Inggris di Palangka Raya, baru-baru ini. ANTARA/HO-Tim Dosen FKIP UPR.

Palangka Raya (ANTARA) - Tim akademisi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangka Raya (FKIP UPR), Kalimantan Tengah, melakukan penelitian terkait kecemasan berbicara atau "speaking anxiety" pada mahasiswa yang melakukan pembelajaran bahasa Inggris.

"Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi lebih lanjut kecemasan berbicara bahasa Inggris dengan melihat tingkat kecemasan dan faktor dominan penyebabnya," kata Tim Dosen FKIP UPR Maida Norahmi MPd, di Palangka Raya, Selasa.

Dia menambahkan, penelitian ini juga melihat bagaimana kecemasan yang meliputi rasa stress, tertekan, dan takut dapat menghambat pembelajaran bahasa Inggris. Di mana penelitian ini mengadaptasi Kuesioner Kecemasan Berbicara Bahasa Asing (FLSAQ) yang dirancang oleh Ozturk dan Gurbuz.

Berfokus pada menggali informasi dari 29 mahasiswa yang ada pada mata kuliah "Basic English Speaking" di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP UPR. Responden penelitian dipilih menggunakan teknik purposive sampling, karena para mahasiswa di kelas tersebut menunjukkan karakteristik kecemasan dan kekhawatiran dalam berbicara bahasa Inggris.

"Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan pada fenomena kecemasan berbicara pada pembelajaran bahasa asing, khususnya bahasa Inggris," kata Maida.

Adapun kegiatan ini targetkan memberikan informasi dan pengetahuan kepada para pembaca tentang kecemasan berbicara sehingga menjadi referensi perbaikan lingkungan belajar dan mentalitas mahasiswa yang memiliki ketakutan berbicara bahasa Inggris di kelas.

"Ketika mengalami kendala menguasai kemampuan berbicara, mahasiswa sering kali mengalami kecemasan ketika berbicara bahasa Inggris yang bisa ditunjukkan melalui berbagai tanda," katanya.

Secara psikologis, mahasiswa bisa mengalami peningkatan rasa takut, kenangan buruk, dan perasaan malu dan secara fisik tangan mahasiswa mungkin berkeringat, mulut mungkin kering, dan jantungnya berdebar kencang saat berbicara.

"Kecemasan mempengaruhi kinerja mahasiswa dalam belajar dan nantinya akan berdampak pada nilai mereka, tidak hanya dalam berbicara tetapi juga dapat mempengaruhi pelajaran bahasa Inggris secara keseluruhan," katanya.

Baca juga: Mahasiswa KKN UPR diminta ikut berinovasi majukan desa di Pulang Pisau

Untuk itu, hasil penelitian ini nantinya juga diharapkan memberikan kontribusi dan memperkaya literatur yang ada terkait dengan kecemasan berbicara, dan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya dalam membahas topik yang sama.

"Muaranya adalah meningkatkan kesadaran pembelajar bahasa terhadap kecemasan berbicara bahasa Inggris dan membantu mereka mengetahui masalah yang dihadapi serta mencari solusi untuk efektivitas metode pembelajaran," ujar Maida.

Sementara itu, pada kegiatan ini tim peneliti FKIP UPR beranggotakan Tampung N Saman MLib, Susan Ira Nova MPd, Lesly MC MekaMPd dan Richard Ferry Nugraha MHum.

Baca juga: Enam mahasiswa Kehutanan UPR terima beasiswa OCS 2024

Baca juga: Jalin kerja sama, LKBN ANTARA audiensi bersama UPR

Baca juga: Pj Bupati Barito Utara terima audiensi UPR dan ULM