Sampit (ANTARA) - Kenaikan harga emas ternyata cukup berpengaruh terhadap inflasi tahun ke tahun atau year on year (y-on-y) yang terjadi di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
"Lima komoditas andil inflasi y-on-y yaitu emas perhiasan 0,34 persen, minyak goreng 0,27 persen, sigaret kretek mesin (SKM) 0,22 persen, kopi bubuk 0,20 persen dan cabai rawit 0,20 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kotawaringin Timur, Eddy Surahman di Sampit, Jumat.
Hasil penghitungan BPS pada Maret 2025 terjadi inflasi year-on-year (y-on-y) Sampit sebesar 0,93 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,26.
Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,74 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,84 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,57 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,54 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,98 persen, kelompok pendidikan sebesar 5,37 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,32 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,09 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 4,72 persen; kelompok transportasi sebesar 0,78 persen; dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen.
Tingkat inflasi month-to-month (m-to-m) Sampit Maret 2025 sebesar 1,77 persen dan tingkat inflasi year-to-date (y-to-d) Sampit Maret 2025 sebesar 0,39 persen.
Baca juga: Pejabat RSUD dr Murjani Sampit diharap lebih profesional dan inovatif
Secara rinci digambarkan, berdasarkan kelompok pengeluaran, sektor yang memberi andil terhadap inflasi y-on-y Maret di Sampit yaitu kelompok makanan dan minuman sebesar 0,65 persen, pakaian dan alas kaki 0,04 persen, perumahan, air dan listrik sebesar -0,70 persen, perlengkapan dan peralatan 0,02 persen, kesehatan 0,04 persen, transportasi -0,07 persen, informasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,00 persen, rekreasi, olahraga dan budaya 0,03 persen, pendidikan 0,21 persen, penyediaan makanan dan minuman 0,35 persen serta perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,36 persen.
Lima komoditas andil inflasi y-on-y yaitu emas perhiasan 0,34 persen, minyak goreng 0,27 persen, sigaret kretek mesin (SKM) 0,22 persen, kopi bubuk 0,20 persen dan cabai rawit 0,20 persen.
Sementara itu lima komoditas andil deflasi y-on-y yaitu tarif listrik -0,60 persen, beras -0,15 persen, telur ayam ras -0 15 persen, angkutan udara -0,14 persen dan tomat -0,13 persen.
Untuk komoditas yang memberi andil terhadap inflasi month-to-month atau m-to-m yaitu tarif listrik sebesar 1,34 persen, cabai rawit 0,14 persen, udang basah 0,05 persen, bawang merah 0,05 persen dan ikan tongkol/ikan ambu-ambu 0,04 persen.
Sementara itu lima komoditas andil deflasi m-to-m yaitu daging ayam ras -0,20 persen, kangkung -0,02 persen, ikan gabus -0,01 persen, kacang panjang -0,01 persen dan tomat -0,01 persen.
"Kami berharap data yang kami sajikan bisa menjadi bahan bagi semua pemangku kepentingan dalam hal kebijakan, khususnya terkait pengendalian inflasi," demikian Eddy Surahman.
Baca juga: Bupati Kotim: Kurangnya pemahaman jadi penyebab urusan perizinan terhambat
Baca juga: Bapenda Kotim siapkan alat pemantau transaksi untuk tingkatkan pendapatan daerah
Baca juga: DPRD Kotim dukung upaya pemkab menambah dokter spesialis