BMKG: Idul Fitri Di Palangka Raya Cerah Berawan

id BMKG Tjilik Riwut, Palangka Raya, Renianata, Idul Fitri, Idul Fitri Palangka Raya Cerah Berawan

BMKG: Idul Fitri Di Palangka Raya Cerah Berawan

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). (FOTO ANTARA Kalteng/Ronny Nuelson Tumon)

Secara umumnya, provinsi Kalimanatan Tengah akan berpotensi cerah berawan saat hari raya Idul Fitri.
Palangka Raya (Antara Kalteng) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah berpotensi cerah berawan dan turun hujan ringan pada siang hari Idul Fitri 1437 Hijriyah

"Kota Palangka Raya berpeluang hujan ringan pada siang Idul Fitri," kata prakirawan cuaca BMKG Tjilik Riwut Palangka Raya, Renianata, Selasa.

Pada hari raya Idul Fitri di Palangka Raya pada pagi hari cerah berawan, namun saat menjelang siang hari hingga sore ada kemungkinan turun hujan dengan intensitas kecil dan tidak menyeluruh.

Secara umumnya, provinsi Kalimanatan Tengah akan berpotensi cerah berawan saat hari raya Idul Fitri.

Daerah yang juga berpeluang turun hujan dengan intensitas kecil terdapat pada wilayah bagian Barat Kalteng seperti Pangkalan Bun, Kuala Pembuang, Sukamara, dan Nangabulik.

Renianata juga bersyukur apabila cuaca besok di perkirakan cerah berawan, maka seluruh masyarakat Kalimantan Tengah khsusnya kalangan umat Islam dapat menjalankan sunnah Nabi Muhammad SAW untuk melaksanakan shalat Idul Fitri dimana pun berada.

Hal yang perlu diawasi terkait cuaca ekstrim seperti angin puting beliung dan petir untuk saat ini, Renianata mengatakan, belum ada. Hanya saja peringatan untuk di Laut saja.

"Kalau dilihat dalam beberapa hari ini, gelombang laut cenderung tinggi hingga mencapai dua meter khususnya di Selat Karimata. Selat ini terletak di antara Pulau Sumatra dan Kalimantan," katanya.

Selain itu, pihaknya juga berharap dan mengajak kepada seluruh masyarakat luas untuk tidak melakukan aktivitas membakar lahan saat musim kemarau ini.

"Saat ini Kalimantan Tengah sudah memasuki musim kemarau, sehingga masyarakat diimbau untuk mengurangi maupun tidak melakukan aktivitas membuka lahan dan sebagainya dengan cara membakar," katanya.

Sebab, kata dia, masyarakat Kalimantan Tengah saat kemarau cenderung melakukan aktivitas membuka lahan dengan cara membakar.

Pihaknya juga berharap, kejadian kabut asap seperti tahun lalu tidak terjadi lagi pada tahun 2016 ini, demikian Renianata.