"Kami berharap fajar baru penuh harapan akan merekah bagi spesies yang sangat berharga ini. Nama ini kami pilih dari ribuan usulan nama yang dikirimkan dari berbagai penjuru dunia melalui name@orangutan.or.id atau media sosial dengan tagar #albinoorangutan," kata CEO BOS Foundation Jamartin Sihite melalui rilis di Palangka Raya, Senin.
Yayasan BOS menghaturkan rasa terima kasih yang tak terhingga atas dukungan global untuk memberikan nama terbaik bagi orangutan albino yang diselamatkannya di Kalimantan Tengah, dua pekan lalu.
Selama beberapa hari tinggal di Pusat Reintroduksi Nyaru Menteng orangutan albino berusia lima tahun ini hanya mau mengkonsumsi tebu dan harus mendapatkan perawatan intensif dari tim medis selama 24-jam.
"Setelah beberapa hari mendapatkan perawatan khusus dari tim medis, orangutan Albino bernama Alba mulai menerima lebih banyak variasi makanan, seperti buah-buahan dan susu. Kondisinya juga berangsur membaik dan setelah dua minggu berat badannya telah bertambah 4,5 kilogram," ucapnya.
Penyelamatan orangutan ini terselenggara berkat kerja sama dengan BKSDA Kalimantan Tengah, Kepolisian Sektor Kapuas Hulu, dan pemangku kepentingan setempat. Yayasan BOS juga sangat berterima kasih atas dukungan yang diberikan oleh perorangan, organisasi mitra, dan media dari seluruh dunia yang peduli dengan konservasi orangutan di Indonesia.
Mengingat langka dan uniknya orangutan albino ini, Yayasan BOS kini tengah mengumpulkan sebanyak mungkin informasi mengenai fenomena albinisme di keluarga kera besar sebelum menentukan tindakan terbaik ke depannya. Sebab, orangutan ini pertama dibawa sangat sensitif dengan matahari.
"Kami tidak bisa begitu saja menempatkannya di hutan tanpa mempertimbangkan semua kemungkinan. Sejauh ini kami masih belum bisa menemukan contoh dan perbandingan dari orangutan albino lainnya, dan perlu tahu lebih banyak mengenai kondisi uniknya. Kesejahteraan dan keamanan merupakan prioritas dalam pengambilan keputusan mengenai masa depannya," kata Jamartin.
Ia mengatakan, kondisi orangutan albino yang ditemukan warga Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah, dua pekan lalu kini diserahkan ke Yayasan BOS semakin membaik serta mulai bisa mengkonsumsi berbagai jenis makanan.
Selama beberapa hari tinggal di Pusat Reintroduksi Nyaru Menteng orangutan albino berusia lima tahun ini hanya mau mengkonsumsi tebu dan harus mendapatkan perawatan intensif dari tim medis selama 24-jam.
"Setelah beberapa hari mendapatkan perawatan khusus dari tim medis, orangutan Albino bernama Alba mulai menerima lebih banyak variasi makanan, seperti buah-buahan dan susu. Kondisinya juga berangsur membaik dan setelah dua minggu berat badannya telah bertambah 4,5 kilogram," ucapnya.
Penyelamatan orangutan ini terselenggara berkat kerja sama dengan BKSDA Kalimantan Tengah, Kepolisian Sektor Kapuas Hulu, dan pemangku kepentingan setempat. Yayasan BOS juga sangat berterima kasih atas dukungan yang diberikan oleh perorangan, organisasi mitra, dan media dari seluruh dunia yang peduli dengan konservasi orangutan di Indonesia.
Mengingat langka dan uniknya orangutan albino ini, Yayasan BOS kini tengah mengumpulkan sebanyak mungkin informasi mengenai fenomena albinisme di keluarga kera besar sebelum menentukan tindakan terbaik ke depannya. Sebab, orangutan ini pertama dibawa sangat sensitif dengan matahari.
"Kami tidak bisa begitu saja menempatkannya di hutan tanpa mempertimbangkan semua kemungkinan. Sejauh ini kami masih belum bisa menemukan contoh dan perbandingan dari orangutan albino lainnya, dan perlu tahu lebih banyak mengenai kondisi uniknya. Kesejahteraan dan keamanan merupakan prioritas dalam pengambilan keputusan mengenai masa depannya," kata Jamartin.