"Kalau biasanya dikenakan biaya Rp1.045.000, namun sekarang kita subsidi, cukup Rp250 ribu saja sudah bisa dilakukan pemasangan baru," kata Direktur PDAM Tirta Dharma Kuala Pembuang Sutrisman di Kuala Pembuang, Rabu.
Ia mengatakan, pihaknya sudah menganggarkan 600 sambungan murah bersubsidi. Namun khusus untuk masyarakat yang tinggal di wilayah jangkauan pelayanan PDAM, yakni sekitar Kota Kuala Pembuang atau Kecamatan Seruyan Hilir.
"Sudah ada terkumpul 550 sambungan, jadi masih tersisa 50 sambungan lagi," katanya.
Ia menjelaskan, program tersebut bertujuan memaksimalkan kapasitas tidak terpakai atau `idle capacity` yang jumlahnya masih cukup besar.
Saat ini, kapasitas produksi air kita 45 liter per detik dengan idle capacity 10 liter per detik, dan idealnya dengan produksi tersebut PDAM bisa melayani hingga empat ribu pelanggan.
"Jumlah pelanggan kita sekarang ada 3.015 sambungan, jadi kapasitas tidak terpakai masih banyak. Jadi target kita untuk 2018 menghabiskan kapasitas yang tidak terpakai itu agar kita bisa membangun lagi," katanya.
Ia menambahkan, selain untuk memaksimalkan penggunaan kapasitas tidak terpakai, program sambungan murah juga untuk mendorong peningkatan pelanggan dengan harapan pendapatan PDAM juga dapat meningkat.
"Pendapatan kita masih Rp1 miliar lebih per tahun, dan ini memang harus ditingkatkan," katanya.
Menurutnya, dengan pendapatan hanya Rp1 miliar lebih per tahun, PDAM Kuala Pembuang akan masih sangat bergantung dari dana penyertaan modal yang diberikan pemerintah daerah. Sementara penyertaan modal sebesar Rp10 miliar selama lima tahun yang diberikan pemerintah daerah akan berakhir pada 2018 ini.
"Jadi pendapatan PDAM harus ditingkatkan agar PDAM bisa mandiri. Walaupun nanti kita masih perlu penyertaan modal. Tapi bukan untuk operasional, tapi untuk pengembangan pelayanan," katanya.