Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah mewacanakan membuat program yang mereka beri nama 'lewu pandarung belum' untuk membantu menekan dan mengendalikan tinggi inflasi di kabupaten ini.
"Kita pada hari ini telah membuat konsep terhadap produk unggulan Kabupaten Kotawaringin Timur yang dikemas di dalam 'lewu pandarung belum' artinya daerah atau wilayah yang di dalamnya mencukupi kebutuhan kehidupan masyarakatnya," kata Wakil Bupati HM Taufiq Mukri di Sampit, Selasa.
Taufiq menjelaskan, program ini rencananya mendukung desa mengembangkan produk unggulan desa masing-masing. Tujuannya agar nantinya desa-desa tersebut bisa menyuplai produk mereka ke wilayah lain sehingga kebutuhan di Kotawaringin Timur bisa tercukupi dan tetap stabil.
Tahap awal, rencananya ada lima kelompok komoditas yang akan dikembangkan dalam program 'lewu pandarung belum' ini. Desa atau kelurahan yang akan mengembangkannya pun sudah dipilih.
Pengembangan produk daging sapi diarahkan di Desa Bapanggang Raya, daging ayam di Kelurahan Pasir Putih, telur di Kelurahan Tanah Mas, sayur-sayuran di Desa Eka bahurui dan ikan di Sungai Ijum atau Desa Tinduk.
Selama ini lima kelompok komoditas ini sering berkontribusi terhadap peningkatan inflasi. Untuk itulah pengembangan ini nantinya diharapkan mampu membuat kebutuhan terpenuhi sehingga harga stabil dan inflasi tidak meningkat.
"Ini nantinya bisa kita biayai dan kita dukung dengan anggaran daerah dari Dinas Perikanan, baik dari APBD kabupaten, provinsi maupun nanti ada program-program pemerintah pusat yang kita harapkan untuk membantu," kata Taufiq.
Baca juga: Kotim dukung penuh pembentukan Provinsi Kotawaringin
Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik, inflasi di Kota Sampit pada awal November 2019 sebesar 0,26 persen. Angka itu lebih rendah dibanding inflasi Kota Palangka Raya 0,48 persen.
Taufiq berharap menjelang hari Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 ini harga kebutuhan pangan di Kotawaringin Timur tetap stabil. Bulog setempat menyebutkan persediaan beras saat ini sebanyak 1.900 ton sehingga aman untuk memenuhi kebutuhan hingga awal tahun 2020.
Pemerintah kabupaten juga telah menyiapkan kegiatan-kegiatan di beberapa titik dengan membuka pasar penyeimbang untuk mengantisipasi lonjakan harga beras maupun harga sembako. Kegiatan ini mungkin sangat diperlukan oleh masyarakat di Kotawaringin Timur.
Pemerintah daerah juga berkoordinasi dengan TNI dan Polri untuk melakukan pengawasan bersama terhadap distribusi pangan. Tujuannya agar tidak ada penimbunan maupun praktik-praktik melanggar hukum yang dapat merugikan masyarakat.
Baca juga: Ini trik lulus seleksi CPNS ala Kakanreg BKN Banjarmasin
Baca juga: DPRD Kotim akan undang seluruh perusahaan perkebunan bahas plasma dan CSR