Ini kendala belajar jarak jauh di pelosok Kotim

id Ini kendala belajar jarak jauh di pelosok Kotim,Pemkab Kotim, Bupati Kotim, Supian Hadi, Kotim, Sampit, Kotawaringin Timur, virus Corona, COVID-19

Ini kendala belajar jarak jauh di pelosok Kotim

Bupati H Supian Hadi tersenyum melihat tingkat salah seorang kepala sekolah yang terlihat malu saat mengikuti video conference, Jumat (17/4/2020) siang. ANTARA/Norjani

Sampit (ANTARA) - Pemberlakuan sistem belajar jarak jauh di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah selama sekolah diliburkan imbas pandemi COVID-19, tidak sepenuhnya berjalan karena terdapat beberapa kendala, khususnya di kawasan pelosok.

"Terbatasnya jaringan internet serta adanya murid yang tidak memiliki telepon seluler yang memadai, memang masih menjadi kendala program belajar jarak jauh. Saya mengapresiasi pihak sekolah dan guru bisa mencari solusi terhadap masalah ini," kata Bupati Supian Hadi saat menggelar video conference dengan perwakilan kepala sekolah, Jumat sore.

Ada sekitar 104 peserta hadir secara online dalam kegiatan yang digagas Kepala Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur Suparmadi. Peserta terdiri dari kepala sekolah, pengawas dan guru mulai tingkat PAUD hingga SMP.

Supian mengikuti video conference dari ruang multi media kantor Dinas Komunikasi dan Informatika. Sementara itu, dari 17 kecamatan di kabupaten ini, ada satu kecamatan yang tidak bisa tersambung saat video conference berlangsung yakni Kecamatan Bukit Santuai.

Berbagai informasi disampaikan sejumlah kepala sekolah saat diberi kesempatan berbicara. Sebagian ada yang bisa menerapkan program belajar jarak jauh dengan lancar, ada pula yang terkendala.

Seperti di SDN 1 Rantau Karang Kecamatan Telaga Antang, ada murid yang bisa mengikuti pembelajaran dengan menerima tugas dari guru melalui grup percakapan pesan singkat, namun ada pula yang tidak ikut lantaran diajak orangtuanya pergi ke kebun.

Kondisi berbeda terjadi di SMPN 1 Kecamatan Teluk Sampit. Pembelajaran jarak jauh terkendala karena hanya 60 persen siswa yang mempunyai telepon yang teknologinya memadai, sedangkan sisanya ada yang terkendala jaringan atau signal, bahkan ada pula yang tidak memiliki telepon seluler.

Bagi murid yang tidak bisa mengikuti pelajaran jarak jauh, maka guru memberikan tugas belajar melalui buku paket yang bisa diambil oleh siswa ke sekolah, kemudian dikerjakan di rumah.

Baca juga: Legislator Kotim ini turun ke kecamatan bantu penanganan COVID-19

Menyikapi itu, Supian meminta pihak sekolah dan guru bisa menyesuaikan dalam pemberian tugas pelajaran. Dia berharap belajar dan mengajar tetap berjalan meski sekolah diliburkan.

Bagi murid yang tidak mematuhi imbauan agar tidak keluar rumah, Supian menyarankan pihak sekolah menerapkan sanksi dengan mengurangi nilai untuk murid tersebut. Langkah ini agar murid mematuhi imbauan tidak keluar rumah, tujuannya juga untuk menghindarkan mereka dari penularan COVID-19.

"Sekolah diliburkan, bukan liburan. Saat ini banyak salah kaprah. Banyak pelajar yang terlihat berkeliaran seperti di pasar atau menemani orangtuanya. Kepala sekolah diminta bersama-sama memberi pengertian agar mereka mematuhi tidak keluar rumah. Solidaritas juga bisa kita laksanakan dengan mematuhi anjuran kesehatan yakni dengan berdiam diri di rumah karena itu juga ikut mencegah penularan COVID-19," kata Supian.

Kepala Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur Suparmadi mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan kepala sekolah dan pengawas dalam penerapan belajar jarak jauh. Dia mengakui ada sejumlah kendala, namun semua pihak berkomitmen untuk mencarikan solusi terbaik.

"Kami berkomitmen untuk tetap menjaga kualitas pendidikan meski sekolah diliburkan akibat wabah COVID-19. Mudah-mudahan wabah ini segera berakhir sehingga aktivitas sekolah kembali normal," demikian Suparmadi.

Baca juga: Pemkab Kotim dapat sumbangan tiga ventilator untuk penanganan pasien COVID-19

Baca juga: Polres Kotim bagikan ratusan APD untuk personelnya cegah COVID-19