Sampit (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, menyebut insiden tumpahnya bahan bakar minyak (BBM) ke Sungai Mentaya dari sebuah kapal pengangkut BBM yang terungkap Selasa (16/2) lalu, akibat kelalaian.
"Saat itu mungkin pengisian ditinggalkan oleh petugas karena ada perbaikan di tempat lain sehingga tidak mengetahui sampai terjadi tumpahan minyak. Seandainya petugasnya ada di situ, mungkin tidak akan terjadi tumpahan minyak tersebut. Itulah letak kelalaiannya," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotawaringin Timur, Ahmad Sarwo Oboi di Sampit, Kamis malam.
Oboi mengatakan, tim DLH sudah turun ke lapangan mengecek kejadian itu. Tim juga sudah meminta keterangan pihak-pihak terkait.
Tim sudah membuat berita acara yang di dalamnya ada beberapa poin rekomendasi kepada pihak kapal. Dia menegaskan, kejadian itu bukan tanggung jawab Pertamina, tetapi tanggung jawab pihak kapal pengangkut BBM karena tumpahnya BBM terjadi saat proses pengisian.
Pihaknya merekomendasikan agar pengisian BBM dari kapal ke tangki milik Pertamina harus mematuhi prosedur yang telah ditetapkan. Saat pengisian, petugas tidak boleh meninggalkan tempat sehingga bisa memastikan proses pengisian berjalan dengan baik dan tidak sampai tumpah.
"Makanya kami merekomendasikan ke depan agar kejadian ini tidak terulang lagi, maka saat proses pengisian BBM, tidak boleh petugasnya meninggalkan tempat," tegas Oboi.
Terkait adanya tuntutan kompensasi oleh masyarakat, DLH merekomendasikan pihak kapal bertanggung jawab mengakomodirnya sesuai dengan kemampuan. Terkait bentuk kompensasi yang diberikan, diserahkan kepada pihak kapal dengan melihat kemampuan.
Penyaluran kompensasi harus tepat sasaran kepada warga yang memang terdampak insiden tumpahan minyak tersebut. Hal ini agar tidak sampai ada tuntutan lagi dari warga karena merasa belum menerima kompensasi.
Baca juga: Kantor Imigrasi Sampit bertekad raih WBK dan WBBM
Oboi berharap ini menjadi pelajaran berharga agar tidak terulang lagi. Kejadian seperti ini sangat rawan mencemari sungai dan bisa membahayakan masyarakat.
"Kami memberikan teguran karena itu merupakan bentuk kelalaian, makanya ke depan pihak kapal harus betul-betul memperhatikan proses pengisian BBM itu agar jangan sampai terjadi tumpahan. Sebelumnya juga pernah terjadi, makanya jangan sampai terulang lagi. Masalah kalau ada unsur pidana atau lainnya, itu bukan ranah kami di Dinas Lingkungan Hidup. Itu ranah pihak Kepolisian. Kami menyikapi dari segi lingkungannya," demikian Oboi.
Keterangan terkait insiden itu, sebelumnya didapat dari Lurah Baamang Hulu Kasmojoyo. Dia mengaku mendapat penjelasan dari pihak KM SPOB Mahakam bahwa BBM yang tumpah ke Sungai Mentaya tersebut bukan akibat bocornya kapal pengangkut BBM tersebut, melainkan tumpahan atau meluber saat pengisian.
"BBM itu tumpah ke sungai saat pemindahan dari tangki utama ke tangki harian," kata Kasmojoyo.
Disebutkan, ada sekitar 500 liter BBM yang meluber. Sekitar 300 liter sempat diamankan, sedangkan 200 liter tumpah ke sungai. Kejadian itu langsung diatasi dan tidak ada lagi BBM yang tumpah ke sungai.
Baca juga: Ini tindakan KSOP Sampit terkait insiden BBM tumpah di Sungai Mentaya
Berita Terkait
BPBD Kotim minta masyarakat tetap waspada meski banjir mulai surut
Senin, 2 Desember 2024 21:36 Wib
Komitmen perangi narkoba, puluhan pegawai Kesbangpol dan BNK Kotim tes urine
Senin, 2 Desember 2024 21:26 Wib
Kotim gelar simulasi pemadaman kebakaran tingkatkan kesiapsiagaan personel
Senin, 2 Desember 2024 21:03 Wib
KPU Kotim pastikan PSU tidak ganggu tahapan Pilkada
Senin, 2 Desember 2024 16:56 Wib
Disdik Kotim berharap guru tetap semangat hadapi perubahan zaman
Senin, 2 Desember 2024 16:28 Wib
Bawaslu Kotim rekomendasikan PSU di TPS 02 Waringin Agung
Minggu, 1 Desember 2024 18:56 Wib
Bakti sosial pemuda lintas agama di Kotim perkuat moderasi beragama
Minggu, 1 Desember 2024 6:46 Wib
Warga binaan Lapas Sampit jalani tes urine penuhi program reintegrasi
Sabtu, 30 November 2024 19:31 Wib